“But to as many as did receive and welcome Him, He gave the authority to become the children of GOD, that is, to those who believe in His name” (John 1:12)

Saturday 4 December 2010

TUJUAN HIDUP KITA

Jingle bells, jingle bells, jingle all the ways!
Merah padu padan hijau jadi warna resmi bulan desember. Penampakan kakek-kakek gendut berjenggot putih berkostum merah sambil ketawa-ketiwi tiba-tiba muncul di mana-mana. Natal telah tiba! Tuker kado. Musik. Pesta. Pohon terang. Drama natal. But, kita melupakan esensi dari natal itu sendiri, yakni TUHAN dan SALING MENGASIHI. (dp/F!)

Bayangin di bengkelnya Tuhan. Tuhan sedang merancang manusia. Ada desain prototype cowok ada cewek. Ada yang tinggi ada yang pendek. Ada yang dirancang dengan dua bakat, adapula yang didesain dengan tujuh, delapan, bahkan seratus bakat. Kelak semua rancangan ini akan disatukan dalam satu tempat dengan satu tujuan. Apakah tujuannya?

Rick Warren dalam buku komunitasnya menyimpulkan kalo hidup manusia itu semuanya adalah tentang Tuhan, kasih dan membangun hubungan dengan Tuhan dan dengan orang lain. Bukan tentang mengejar harta, sukses, status, bahagia dsb, tapi tentang menjadi serupa dengan Dia, serupa dengan Tuhan yang adalah kasih. “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (I Yohanes 4:8). Tuhan mengasihi kita begitu dalam dan tanpa syarat, makanya Dia pengen kita untuk belajar menyembahNya, membalas kasihNya, dan mengasihi orang lain.


WORSHIP Sebelum kita belajar tentang mengasihi, kita masuk dulu ke dalam pemahaman tentang worship. Apakah worship itu? Apakah worship itu tutup mata, tangan terangkat, lalu nyanyi lagu mellow?

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2)

Yang namanya penyembahan alias worship lebih dari sekedar nyanyi lagu bertempo rendah. Penyembahan bukan sekedar lagu ato suasana doang. Penyembahan adalah gaya hidup. Di Alkitab, kalo kita liat tiap kali ada orang yang lagi ‘menyembah Tuhan’ pasti dia sedang memberi persembahan. Bisa mempersembahkan binatang, sebagian dari hasil ladang mereka, ato uang. Malah kata penyembahan pertama kali disebutin di Alkitab waktu Abraham disuruh sama Tuhan persembahin Ishak. Dari sini kita bisa liat antara penyembahan en persembahan itu punya hubungan yang erat banget. Waktu kita sedang menyembah Tuhan, secara rohani kita seperti sedang memberi persembahan sama Tuhan.

MEMPERSEMBAHKAN TUBUH
Apa yang mesti kita persembahin sama Tuhan? Kambing? Domba? Sapi? Jaman sekarang, Tuhan gak nyuruh kita persembahin binatang lagi kayak dulu. Tapi dia nyuruh kita persembahin tubuh kita.

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 12:1-2

Inilah persembahan sejati yang Tuhan cari dari kita. Tapi gimana caranya persembahin tubuh? Jangan terus langsung ngebayangin bikin mezbah dari batu kayak di zaman Alkitab terus kita tidur di atasnya, siap buat dibakar sampe abis. Gak dong! Bukan gitu artinya mempersembahkan tubuh. Mempersembahkan tubuh artinya mempersembahkan semuanya buat Tuhan. Kita punya kerinduan buat memberikan semua yang kita punya sama Tuhan. Gak ada satu pun yang kita tahan-tahan, wong semua yang kita punya juga ‘kan punya Dia. Dan juga kita taat sama Tuhan. Di zaman Perjanjian Lama, orang mempersembahkan korban salah satunya karena mereka taat sama perintah Tuhan. Apapun yang Dia suruh, kita lakukan, itu juga artinya mempersembahkan tubuh.

Kenapa kita harus menyembah tuhan?

· Karena Dia layak disembah
"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12)

Dia adalah pencipta semua alam semesta yang luar biasa. Dia Allah yang besar en berkuasa. Dia penebus dosa kita. Dia juga merancangkan yang baik buat kita-kita. Ada alasan lain buat ngeyakinin elo-elo kalo Dia emang layak disembah?

· Karena Tuhan yang nyuruh
“Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10)

Loh emang Tuhan itu gila hormat apa sampe nyuruh kita menyembah Dia? Gak gitu lagi. Alasan kenapa Tuhan nyuruh kita menyembah Dia soalnya, Dia tau kalo kita, manusia itu, gampang banget menyembah sesuatu yang kelihatannya hebat. Padahal itu ‘kan sama aja dengan penyembahan berhala. En Tuhan paling benci sama penyembahan berhala, makanya Dia nyuruh kita menyembah Dia.

· Karena itu adalah tujuan Tuhan ciptain kita
“Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” (Yesaya 43:21)

Setiap ciptaan pasti dibuat dengan tujuan. Kita membuat kursi dengan tujuan spesifik: untuk tempat duduk. Begitu pula dengan manusia, ia dibuat untuk dapat menyembah penciptaNya, cuma manusia diminta buat menyembahNya gak kayak robot, ia punya kehendak bebas.

PENYEMBAHAN YANG SALAHKalo Tuhan bilang lagi mencari penyembah yang benar (Yohanes 4:23), artinya ada penyembah-penyembah yang salah juga. Kayak apa sih penyembah-penyembah yang salah? Yuk kita sama-sama liat, pelajari en jangan ditiru, tapi lakuin kebalikannya.

1. Menyembah yang bukan Tuhan
Menyembah yang bukan Tuhan itu bahasa Alkitabnya penyembahan berhala. Kita pasti udah sering dengar kalo yang namanya berhala itu bisa apa aja, mulai dari keluarga, hobi sampe uang, en orang-orang yang jadi idola kita. Yang jadi masalah kita sering tanpa sadar udah jadi penyembah berhala. Contoh aja, ada satu film di TV yang rame banget en kita pengen nonton, tapi pas jam itu sebenarnya kita harusnya ke gereja. Ujung-ujungnya kita SMS teman kita, kasih tau kalo gak jadi ke gereja en asyik nonton TV di rumah.

Ato contoh lain yang paling sering, kita jadi suka sama seseorang sampe kita tau semua tentang dia. Mulai dari tanggal lahir sampe kebiasaannya ngorok waktu tidur kita juga tau. Gak salah sih suka sama sesuatu ato sama seseorang, tapi kita harus bisa menempatkan semuanya di tempat yang tepat, jangan sampe kita bikin mereka sebagai berhala dalam hidup kita. Minta hikmat yang dari Tuhan supaya kita tau gimana menempatkan orang ato barang yang kita suka supaya jangan jadi berhala. “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20:3)

2. Menyembah bukan dari hati
“Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan” (Yesaya 29:13)

Ini juga penyembahan yang salah. Penyembahan kita harusnya lahir dari hati kita, bukan sekedar kata-kata, ato akal-akalan kita doang, juga bukan kewajiban karena kita orang Kristen terus kita menyembah. Gak. Penyembahan itu bentuk ekspresi hormat kita sama Tuhan bukan kewajiban.

3. Munafik
Kalo yang satu ini lebih parah dari pada gak menyembah dari hati. Orang munafik itu sebenarnya sama sekali gak menyembah Tuhan, tapi keliatannya menyembah. Tuhan paling benci sama orang yang kayak gini. Orang kayak gini kalo di Alkitab kayak kuburan mewah yang keliatannya dari luar bagus, tapi dalamnya jelek. GF!ers jangan jadi orang munafik. Jangan menyembah Tuhan supaya diliat orang kayaknya rohani, padahal gak.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” Matius 23:27

Monday 8 November 2010

Renungan Inspiratif

Penghargaan

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, ‘Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini.'

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu.

Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing. Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau.

Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya. Anjing tersebut kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat 'Papan informasi jam perjalanan '. Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat 'Papan informasi jam perjalanan' dan kemudian duduk disalah satu bangku yang disediakan.

Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut.

Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu. Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya. Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, 'Apa yang kaulakukan? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. '

Pria itu menjawab, 'Kaukatakan anjing ini pintar? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya!' Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda. Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain.

Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita.

Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh. Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama. Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.
Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari.

Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?

by. GMA

Sunday 24 October 2010

Bersaksi Itu Wajib!

“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Markus 16:15).

Semua orang percaya itu wajib bersaksi. Tapi sekarang ada anggapan kalo yang harus menginjili atau bersaksi itu hanya orang yang udah punya gelar Ev (evangelis), Pdt (pendeta), atau yang emang punya panggilan (jawatan) sebagai penginjil ato cuma mereka-mereka yang punya sebutan hamba Tuhan.

Oke, wait a second, who says so? Alkitab nggak pernah mengajar kita cuman sebagian orang aja yang harus penginjilan, yang lain cuma jadi penonton. Nggak lagi. Kalo dibilang tugas penginjilan buat orang yang punya sebutan hamba Tuhan, itu benar karena semua orang percaya itu adalah hamba Tuhan. Coba kita liat di 1 Petrus 2:9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”

Menjadi saksi Kristus nggak cuman lewat tingkah laku dan pola hidup sehari-hari, tapi juga harus lewat kesaksian iman secara verbal!

MOTIVASI UNTUK BERSAKSI!
Apa yang mendorong kita buat bersaksi? Saat kita nggak punya keberanian, atau sibuk atau malas, harus ada motivasi yang bisa bikin kita bangkit dan ngelakuin tugas kita. Tapi motivasi ini harus tulus dan murni. Apa aja sih?

1. Kasih Yesus
“Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” (1 Yohanes 3:16) “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami..” (2 Korintus 5:14)

Paulus sangat terbeban buat memberitakan Injil karena kasih Kristus yang memotivasinya. Paulus telah diberi kasih karunia keselamatan olehNya, diapun rindu ngebagiin ke orang lain.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

2. Keinginan Tuhan sendiri
“…karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:13).

Tuhan sendirilah yang ingin atau berkehendak agar semua manusia bisa mendengar kabar baikNya. Dan Tuhan akan memperlengkapi dan memimpin kita dengan Roh KudusNya biar kita bisa melaksanakan keinginan Tuhan ini. Kita hanya perlu taat pada pimpinan Roh Kudus.

3. Amanat Agung
Bersaksi adalah respon murid-murid Yesus (termasuk kita juga) terhadap perintah Yesus sebelum Dia naik ke surga. Yang kita kenal dengan nama Amanat Agung.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20).

Disini ada yang bisa memotivasi kita yakni bahwa Yesus akan menyertai kita (melaksanakan Amanat Agusng) senantiasa sampai akhir jaman! So, jangan takut!

4. Kita punya utang!
“Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.” (Roma 1:14)

Paulus ngerasa punya utang pada Tuhan karena Tuhan telah menyelamatkannya, ia ngerasa harus bayar utang itu dengan cara memberitakan Injil pada orang lain. Pernah nonton film Pay It Forward? Seorang anak kecil punya misi buat berbuat baik pada tiga orang, dan tiga orang itu ‘berhutang kebaikan’, tapi harus dibayar dengan cara melakukan kebaikan ke tiga orang lainnya.

“Kita telah diselamatkan oleh Tuhan, bayarlah ‘utang’ keselamatan itu dengan cara memberitakan kabar baik keselamatan itu ke orang lain.”

5. Tuhan segera datang!
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:14)

Umat yang cinta Tuhan pasti pengen Tuhan cepetan datang kan? Kalo Tuhan datang berarti udah tiba kesudahannya. Dan Tuhan bilang ‘kesudahannya’ tiba itu kalo injil sudah diberitakan di semua bangsa! Ini bisa memotivasi kita! So, ayo beritakan Injil Kerajaan Tuhan!

Saturday 23 October 2010

BERSAKSI?

Ambil hp kamu. Liat phone book di hp kamu sekarang. Ya, sekarang!
Liat lagi satu-satu nama-nama temen kamu yang tersimpan disitu. Berapa banyak dari mereka yang belum pernah mendengar tentang kebenaran Yesus Kristus?

Liat tetangga kita. Atau teman les kita. Atau temen sebangku kita di sekolah. Atau mungkin saudara kita. Atau temen-temen di friendster kita. Apa ada di antara mereka yang belum mengenal or bahkan nggak tau sama sekali tentang Tuhan Yesus?

MENJADI TERANG ADALAH ‘BERSAKSI’
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)
 
Pernah mikir, apakah yang dimaksud dengan ‘terang’ dalam ayat diatas? Ada yang bilang, jadi ‘terang’ adalah ‘berbuat baik dan berpola hidup yang baik’. Apakah kalo kita bertingkah laku baik dan melakukan perbuatan baik itu berarti kita udah jadi ‘terang’? No! Ternyata tidak! Nah lho! Kalo kita liat di ayat tersebut, ‘terang’ bukanlah perbuatan baik, tapi berfungsi agar perbuatan baik yang kita lakukan bisa dilihat orang dan kemudian orang-orang itu bisa memuliakan Bapa/Yesus.

Jadi, ‘terang’ adalah: ‘bersaksi tentang Yesus’ atau ‘berbicara/memberikan informasi tentang Yesus’. Lho kok bisa? Gini, kalo kita berbuat baik (atau berpola hidup baik), Tuhan bilang kita nggak bisa berhenti disitu aja, tapi orang lain harus tau peruatan baik kita dan kemudian memuliakan Yesus karenanya. Nah gimana caranya orang lain tau dan kemudian memuliakan Yesus kalo kita nggak kasih tau (bersaksi/berbicara/memberikan informasi) tentang Yesus? Tul nggak?

Ayat diatas sering dijadiin dalih/alasan buat kita nggak bersaksi/menginjili. Kita biasanya berdalih kalo bersaksi itu nggak perlu lewat perkataan, cukup dengan perbuatan (ngaku deh, hehe). Ternyata, sebaliknya bo! Ayat ini justru adalah alasan buat kita wajib bersaksi (dengan perkataan/informasi).

Misalnya, kita ngelakuin kegiatan sosial dengan kasih makan gratis ke gelandangan. Apa kita udah jadi ‘terang’? Belum, kita baru ‘ngelakuin perbuatan baik’, si gelandangan itu hanya akan berterimakasih dan memuji kebaikan kita (bukan memuji kebaikan Tuhan Yesus!). Kita baru jadi ‘terang’ kalo kita juga bersaksi/kasih tahu gelandangan itu alasan kenapa kita ngelakuin perbuatan itu (misalnya kasih tahu kalo kita ngelakuinnya karena Tuhan Yesus yang nyuruh kita), maka gelandangan itu akan ‘ngelihat perbuatan baik kita lalu memuliakan Bapa/Yesus’ sesuai dengan ayat di atas. Nah sekarang ngerti kan? Orang-orang nggak bakalan pernah memuliakan Yesus buat segala sesuatu yang kita kerjakan atau yang kita punya dalam hidup kita kecuali kalo kita mengarahkan perhatian mereka pada Yesus! Satu-satunya cara mengarahkannya adalah dengan cara bersaksi tentang Yesus.

Tapi bukan berarti kita berhenti berbuat baik (karena kalo kita berbuat baik pada orang artinya kita berbuat baik pada Yesus juga lho, baca Matius 25:44-45), tapi ternyata berbuat baik aja nggak cukup buat kita bisa jadi ‘terang’.

“TERNYATA KALO KITA HANYA BERBUAT BAIK (MISALNYA DENGAN MEMBERI MAKAN GELANDANGAN), KITA BELUM JADI TERANG!”

KABAR BAIK
Kata Ray Comfort (pemimpin pelayanan Way of Master bareng Kirk Cameron) penginjilan atau bersaksi itu artinya membagikan iman kita ama orang lain. Ato kalo sederhananya, penginjilan itu sering didefinisikan sebagai memberitakan kabar baik. Kabar baik apaan? Ya kabar baik kalo Yesus udah datang ke dunia buat mati menebus dosa kita dan kita yang mau percaya ama Dia bisa masuk Surga en menikmati karunia hidup kekal. Satu hal yang nggak boleh kita lupa waktu bersaksi, yaitu Yesus-nya. Soalnya tujuan kita PI itu ‘kan mengenalkan Yesus ama orang-orang yang emang belum kenal Yesus. Gimana caranya?

BERSAKSI NGGAK SAMA DENGAN MEMENANGKAN JIWA!
Ini yang banyak jadi ‘stress’ buat orang Kristen. Ada yang bilang kalo kita harus memenangkan jiwa. Ternyata, Tuhan nggak pernah kok bilang secara langsung kalo kita harus memenangkan jiwa! Tuhan hanya menyuruh kita buat bersaksi! Beda lho antara bersaksi dengan memenangkan jiwa!

“Sebab Kristus mengutus aku (Paulus) bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil…” (1 Korintus 1:17)

“…dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8b)

Analoginya ama dengan situasi dalam pengadilan. Ada saksi dan ada pembela. Tugas saksi adalah menerangkan apa yang dia ketahui, bukan buat memenangkan perkara. Sedangkan seorang pembela bertugas untuk berusaha menyelesaikan suatu perkara dengan berhasil. Emang suatu sukacita kalo kita bisa memenangkan jiwa, kalo kita emang bisa. Tapi Tuhan hanya mewajibkan kita buat bersaksi.

Thursday 23 September 2010

I LOVE ME!

Kulitnya sering melepuh, gak bisa keluar rumah gara-gara sensitif sinar matahari, duduk aja susah, apalagi berjalan. Sehari-hari ia hanya tidur di kamar yang remang. Ia memang lahir normal, tapi di usia lima tahun ia kena penyakit langka yang disebut dermatomyositis yang menyerang imun tubuhnya. Imun yang harusnya melindungi malah menyerang tubuhnya.

“Jujur, gw pernah marah sama Tuhan. Hampir lima tahun! Bayangkan tiap hari badan gw sakitnya luar biasa. Kulit mengelupas dan berdarah. Gak bisa ketawa, gak bisa nangis, soalnya syarafnya kejepit.” Gitu kenang Maria Beatrix, gadis kelahiran 1 Mei 1980 ini. Tapi kemudian ia membaca kisah Ayub di Alkitab. “Gw jadi dikuatkan banget. Apapun yang terjadi dalam hidup gw, gw tau Tuhan mengasihi gw.”
Lebih dari 20 tahun Maria Beatrix hidup dalam kesakitan. Tapi itu hanya di tubuhnya. Kepercayaan dirinya nggak terpengaruh. Ia mengerti kalo ia adalah ciptaan Tuhan yang unik. Maria menemukan kalo Tuhan memberinya kreatifitas dan cepat belajar. Meski gak keluar rumah, melalui internet ia menyerap semua ilmu pengetahuan. Ia membuat barang-barang hasil kreasinya yang bisa ia jual. “Ada banyak orang yang sempurna tubuhnya tapi gak sempurna pikirannya. Ada banyak cobaan menimpa tubuh gw, tapi itu nggak ngancurin jiwa gw. Life is a gift. Gw spesial karena Tuhan yang menjadikan gw spesial.” Ujarnya semangat, “Gw udah bangkit dan gw pengen hidup lebih baik lagi sekarang”.
Hmmm. Mungkin nggak banyak dari kita harus ngalamin penderitaan fisik yang pernah dialami sama teman kita ini. Tapi kayak yang dibilang sama Beatrix, mungkin tubuh kita normal tapi pikiran kita justru yang menghalangi kita buat terus maju. Coba sebutin satu hal dari diri kita yang gak kita sukai. Wah kita pasti bisa nyebutin lebih dari satu, hehe. Dari cara kita memandang diri kita sendiri itulah terbentuklah citra diri atau gambar diri.

Citra diri atau gambar diri adalah suatu perasaan jauh di dalam diri kita tentang diri sendiri. Citra dirilah yang bilang: “Gw suka diri gw” atau sebaliknya, “gw gak suka sama diri gw!”. Citra diri yang sehat adalah faktor penting penentu keberhasilan dan kebahagiaan seseorang, lho! Soalnya kita cenderung buat berlaku, bersikap, bertindak dan bereaksi sebagai seseorang yang kita anggap diri kita, mau salah atau bener. Citra diri yang nggak sehat bisa bikin kita jadi minder (menganggap dirinya buruk) atau sebaliknya malah jadi narsis or over pede (menganggap dirinya baik tapi secara berlebihan).

Citra diri adalah suatu pemerintahan bawah sadar yang bisa nyetir tindakan kita. Citra diri jugalah yang ngebatesin kita, kalo kita melampaui pengharapan kita maka citra diri bakalan menariknya kembali ke bawah. Juga sebaliknya kalo kita jatuh di bawah citra diri kita, maka citra diri itulah akan mengangkatnya.
Darimana sih kita mendapatkan citra diri? Biasanya kita mendapatkannya sebagai akibat dari apa yang kita dengar dari orang lain tentang kita, misalnya dari ortu kita, temen, pemimpin atau bahkan diri kita sendiri. Padahal, citra diri yang sehat adalah apa yang Tuhan katakan tentang kita.

Tuhan pengen kita mempunyai citra diri yang sehat, positif dan memandang diri kita sendiri sebagai harta karun yang gak ternilai harganya. Tuhan tau kok kita punya kekurangan dan kelemahan dan sering berbuat kesalahan, tapi Tuhan tetep mengasihi kita. Ia ingin kita merasa nyaman tentang diri kita sendiri. Tuhan menciptakan kita sesuai gambarNya dan Ia terus menerus membentuk kita dan menyesuaikannya dengan karakterNya, menolong kita menjadi serupa denganNya.
Kita harus belajar mengasihi diri kita sendiri, termasuk kelemahan kita, bukan karena kita orang egois atau karena ingin memaafkan kelemahan-kelemahan diri kita sendiri, melainkan karena begitulah Tuhan mengasihi kita. KasihNya pada kita bukan karena apa yang kita lakukan tapi karena siapa kita sebenernya di mataNya. Ia menciptakan kita sebagai pribadi yang unik, gak pernah ada sebelum atau sesudahnya, sekalipun kita anak kembar identik! Kita adalah masterpiece, mahakaryaNya.

Tuhan juga memandang kita sebagai pemenang. Tuhan percaya pada kita lebih daripada kita percaya pada diri kita sendiri. Sering kan Tuhan pengen kita melakukan yang besar tapi gara-gara citra diri kita yang buruk kita malah bilang or berpikir, “Tuhan, aku gak bisa melakukannya! Yang lain dulu deh!”

MINDER KEBLINGER

Taukah kamu, ada seorang raja yang tampan dan keren, tapi minder gak ketulungan, “...namanya Saul, seorang pemuda yang tampan dan tegap. Tak seorang pun di seluruh Israel yang lebih tampan dari dia. Badannya juga lebih tinggi; rata-rata tinggi orang Israel hanya sampai pundaknya.” (1 Samuel 9:2 BIS). Saul dipilih Tuhan buat jadi raja Israel, Tuhan menganggap diri Saul berharga dan memenuhi syarat. Tapi di hari penobatannya, Saul malah sembunyi. “Lalu mereka mencari Saul, tetapi ia tidak ada. Sebab itu orang-orang bertanya kepada TUHAN, "Ya TUHAN, apakah orang itu sudah ada di sini?" Jawab TUHAN, "Saul bersembunyi di belakang barang-barang perlengkapan." (1 Samuel 10:21-22 BIS). Saul ngumpet, dia pemalu, nggak pede, minder. Citra diri yang buruk ini bikin dia selalu merasa gak aman, ia selalu merasa Daud akan mengkudeta dia. Saul juga takut waktu menghadapi Goliat. Ketakutannya en keminderannya bikin dia sempet stress, dikuasai roh jahat dan kehilangan urapan Tuhan. Saul gak tau kalo sebenernya Tuhan percaya penuh padanya.

Itu juga sempet terjadi pada Gideon. Waktu Tuhan mencari pahlawan buat membebaskan bangsa Israel, ia mengutus Gideon. Tapi Gideon malah bilang gini, "Mengapa saya, TUHAN? Mana mungkin saya melepaskan umat Israel dari kekuasaan orang Midian. Di dalam suku Manasye, kaum sayalah yang paling lemah. Dan di dalam keluarga saya pun sayalah pula yang paling tak berarti.".
Gideon udah salah membentuk citra dirinya, ia melihat fisiknya yang kecil dan lemah, ia melihat keluarganya yang miskin dan tertindas. Tapi beruntung ia cepat mengubahnya, ia mulai setuju dengan citra diri yang Tuhan bilang padanya: “Hai, pemuda yang perkasa! TUHAN besertamu! Kamu pasti bisa!” (dikutip dari kitab Hakim-hakim 6 BIS).

Kita mungkin menganggap diri kita loser alias pecundang, penakut, lemah atau nggak berarti, tapi itu gak mengubah cara Dia memandang kita: seorang pemenang! “Kamu pasti bisa!” Kata Tuhan.
Beda ama Daud kecil waktu ngelawan Goliat. Biarpun keluarganya bilang dia kecil en lemah, saudara-saudaranya merendahkan dia, orang-orang menganggap remeh dia, tapi Daud memandang dirinya seperti Tuhan memandangnya. Waktu Goliat ngejek dia, “Untuk apa tongkat itu? Apakah kauanggap aku ini anjing? Ayo, maju! akan kuberikan tubuhmu kepada burung dan binatang supaya dimakan.". Tapi Daud menjawab, "Engkau datang melawanku dengan pedang, tombak dan lembing, tetapi aku datang melawanmu dengan nama TUHAN Yang Mahakuasa, Allah tentara Israel yang kauhina itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau kepadaku; engkau akan kukalahkan dan kepalamu akan kupenggal. Tubuhmu dan tubuh prajurit-prajurit Filistin akan kuberikan kepada burung dan binatang supaya dimakan. Maka seluruh dunia akan tahu bahwa kami bangsa Israel mempunyai Allah yang kami sembah, dan semua orang di sini akan melihat bahwa TUHAN tidak memerlukan pedang atau tombak untuk menyelamatkan umat-Nya. Dialah yang menentukan jalan peperangan ini dan Dia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami." (Dikutip dari 1 Samuel 17 BIS).

Daud gak sempurna, tapi dia tau bahwa di hadapan Tuhan dan bersama Tuhan ia jadi sempurna. Tuhan gak pernah permasalahin ketidaksempurnaan kita. Jadi kita juga gak usah permasalahin segala macam tetek bengek kelemahan yang ada dalam diri kita. Tuhan senang memakai orang-orang biasa kayak kita-kita ini yang punya banyak kelemahan buat melakukan hal yang luar biasa. Paulus bilang, “...Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9b).

Dalam film KungFu Panda, pada awalnya, para pendekar The Furious Five (yang terdiri dari Cengcorang, Harimau, Bangau, Monyet dan Ular) mengejek dan mentertawakan Po si Panda karena tubuhnya yang gendut. Tapi kemudian Pendekar Mantis (Cengcorang) berkata, “Siapa aku sehingga aku menilai pendekar dari ukuran tubuhnya?”. Dia mengingat bahwa dia sendiri hanyalah seekor serangga kecil, tapi seorang pendekar nggak dinilai dari ukuran tubuhnya. Pada akhirnya, Po membuktikan bahwa dialah sang Pendekar Naga. Minder membuat kita gak bisa maju. Saya jelek, saya gendut, saya gak pinter ngomong, saya pendek, saya suka gugup. Minder sebenernya hanyalah bentuk lain dari kesombongan, hanya saja kita sombong akan kekurangan kita dan meremehkan hasil karya Tuhan dalam hidup kita. Cari kelebihan kita, jangan biarkan orang lain menghakimi kita dan maju terus!

“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”.( I Timotius 4:12)

Tuesday 10 August 2010

Cerita Kristen Lucu

ANGGOTA BALA TENTARA ALLAH
Suatu hari seorang teman saya datang ke gereja. Seperti biasa pastor berdiri didepan pintu menyalami umatnya. Ketika menyalami teman saya itu pastor menariknya ke samping.
Pastor itu berkata padanya, “Anda perlu bergabung pada Bala Tentara ALLAH.”
Teman saya menjawab, “Tetapi saya sudah bergabung.”
Pastor itu bertanya, “Bagaimana bisa, saya melihat Anda di gereja hanya pada waktu Natal dan Paskah.”
Teman saya berbisik, “Saya bekerja di dinas rahasianya pak.”


PASTOR GUGUP
Seorang pastor muda yang gugup karena masih baru di gereja itu, dalam khotbahnya mengatakan, “Dan mereka pun memberi makan pada lima orang dengan lima ribu roti dan dua ribu ikan.”
Seorang anggota imat menggumam, “Tak ada yang aneh, saya pun bisa.”
Menyadari kesalahannya, pada Minggu berikutnya pastor itu mengulangi lagi kata-katanya, kali ini dengan benar, “Dan mereka pun memberi makan pada lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan.”
Dengan tersenyum pastor itu bertanya, “Pak Perkins, apakah Anda bisa melakukannya?”
“Tentu saja saya bisa.” jawab yang ditanya.
“Bagaimana Anda melakukannya? “
“Dari yang tersisa Minggu yang lalu.”


KHOTBAH TENTANG DOSA KEBOHONGAN
Pengkhotbah memberitahu pada imatnya, “Minggu depan saya merencanakan untuk berkhotbah tentang dosa kebohongan. Untuk membantu Anda memahami-nya, saya ingin Anda semua membaca Markus pasal 17.”
Pada Minggu berikutnya, ketika bersiap menyampaikan khotbahnya, ia  berkata, “Saya ingin tahu berapa banyak di antara Anda telah membaca Markus 17.”
Semua orang mengacungkan jarinya. Pengkhotbah itu tersenyum dan berkata, ”Markus hanya memiliki 16 pasal. Sekarang saya akan memulai khotbah saya tentang dosa kebohongan.”

Saturday 10 July 2010

Cerita Lucu Kristen

OKSIGEN
Seorang guru biologi tengah menerangkan tentang penemuan kepada para muridnya. "Oksigen ditemukan oleh dua ilmuwan yaitu Priestley dan Scheele pada tahun 1774", demikian kata sang guru. Tiba-tiba seorang murid langsung mengacungkan tangannya dan berkata, "Saya mau tanya, Pak."
"Ya, Tono." jawab gurunya.
"Kalau oksigen baru ditemukan pada tahun 1774, lalu sebelumnya apa yang dihirup manusia, terutama Adam dan Hawa?"
Guru: ??????


CUMA...
Bu Bambang hari ulang tahunnya tepat pada hari Paskah. Sebagai hadiah, Pak Bambang membelikan istrinya sebuah mobil. Walaupun belum lulus ujian menyetir, si istri tidak sabar ingin pamer dan berkeliling dengan teman-temannya. Ketika Pak Bambang berangkat kerja, si istri mewujudkan niatnya untuk berkeliling kompleks.
Ketika Pak Bambang pulang, Bu Bambang dengan malu-malu berkata dengan nada suara semesra mungkin, "Papa tercinta, aku baru saja menabrak sesuatu. Mobilnya baik-baik saja kok. Cuma ... kap mesinnya tidak bisa ditutup, radiatornya bocor, bannya pecah, dan kaca depannya jadi bagian kecil-kecil."


NAMA IBUKOTA NEGARA
Suatu pagi saat pelajaran geografi di kelas XII IPS. Seorang guru bertanya kepada muridnya satu per satu tentang nama ibukota negara.
Guru: "Parlin, coba sebutkan ibukota negara Inggris!"
Parlin: "London, Pak!"
Guru: "Bagus, coba kamu Arief, sebutkan ibukota Malaysia!"
Arief: "Pasti Kuala Lumpur, Pak!"
Guru: "Bagus, dan sekarang kamu Ratih, coba sebutkan ibukota Peru!"
Ratih: "Lima, Pak!"
Guru: "Bagus, sekarang kamu sebutkan satu per satu."
Ratih: @#$#@!!

Thursday 10 June 2010

Cerita Lucu Kristen

KALAU DIA TIDAK DI SURGA?
Seorang wanita Kristen sering melakukan perjalanan untuk keperluan bisnisnya.Tetapi setiap kali terbang ia selalu gelisah hingga ia selalu membawa Alkitab untuk dibacanya agar dapat menenangkan diri.
Suatu ketika ia duduk disebelah seorang laki-laki. Laki-laki itu bertanya “Apakah Anda benar-benar percaya pada apa yang tertulis disitu?” Perempuan itu menjawab, “Tentu saja. Ini adalah Alkitab.”
Laki-laki itu berkata, “Lalu bagaimana dengan Yunus yang ditelan oleh ikan paus?” Perempuan itu menjawab, “Oh, Yunus. Ya saya percaya itu, bukan-kah itu diceritakan dalam Alkitab?”
Laki-laki itu bertanya, “Dapatkah Anda menjelaskan, bagaimana ia dapat selamat berada di perut ikan paus selama tiga hari?”
Perempuan itu berkata, “Oh itu saya tidak tahu. Saya kira bila kelak saya masuk Surga, saya akan menanyakannya. “
“Bagaimana kalau ia tidak di sorga?”, tanya laki-laki itu dengan sinis.
“Kalau begitu Anda saja yang menanyakannya. “
BUKANNYA TAK TERTARIK
Selesai khotbah seorang wanita dengan tersipu-sipu menghadap pastor, ”Pastor, saya mohon maaf karena ketika tadi pastor berkhotbah, suami saya telah berjalan keluar. Saya harap pastor tidak beranggapan dia tak tertarik pada khotbah pastor, tetapi ia memang suka berjalan kalau sedang tidur.”
APAKAH ANDA KRISTEN?
Sikecil Johny sedang berjalan-jalan di tepi pantai dan ia melihat seorang wanita sedang duduk santai di pasir di bawah payung. Ia berjalan menuju ke wanita itu seraya bertanya, “Apakah Anda Kristen?”
“Ya.” Jawabnya. “Apakah Anda membaca Alkitab setiap hari?”
Wanita itu menganggukkan kepala, “Ya.”
“Apakah Anda sering berdoa?” tanya Johny, dan sekali lagi wanita itu menjawab, “Ya.”
“Kalau begitu bolehkah saya titip uang saya karena saya akan berenang.”

Friday 7 May 2010

Tukang Sampah Kecil

Malam itu hati Daliman merasa sedih, karena sejak siang tadi kakeknya tidak bisa bangun dari tidur. Kakek sakit, badannya panas dingin karena kemarin kehujanan. Hati Daliman bingung, apa yang harus dilakukannya? Kakek selalu mengerang badannya terasa meriang ngga karuan. Daliman sudah mengompres keningnya, tapi sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda penyakit kakek berkurang.

"Kakek makan bubur dulu ya?" Tawar Daliman, tapi sang kakek menggeleng.

"Sejak siang tadi perut kakek belum terisi, padahal kakek harus minum obat, nanti tidak lekas sembuh lho kek," bujuk Daliman yang akhirnya membuat sang kakek mau menyantap sepiring bubur atau jenang nasi itu. Hanya beberap sendok saja, setelah itu kakek menolak untuk menghabiskannya.

"Kalau begitu ini obatnya di minum kek."

"Obat? Obat apa?"

"Ini pemberian bu dokter Nani, kakek harus meminumnya biar lekas sembuh."

"Kakek tidak pernah minum obat. Sejak masih muda jika sakit kakek tak pernah minum obat, nanti juga sembuh sendiri."

"Itu kan dulu kek, sekarang kalau kakek sakit harus segera diobati, biar tidak parah. Lagi pula kakek sudah tua, daya tahan tubuhnya tentu lain dengan waktu masih muda. Bukankah besok kakek harus kerja."

Akhirnya kakek luluh juga hatinya, begitu mendengar kata KERJA ia seperti mendapat semangat untuk sembuh. Bekerja menjadi TUKANG SAMPAH adalah pekerjaan kakek sehari-hari. Itulah tulang punggung kehidupan mereka, Daliman memang hanya hidup bersama kakeknya. Ayah ibunya sudah meninggal sejak ia masih bayi, kini ia hidup berdua dengan kakeknya saja.

Setelah minum obat, sang kakek bertanya pada Daliman. "Kau tidak belajar le?"

"Sudah kek, tadi siang sepulang sekolah aku langsung mengerjakan pe-er."

"Kalau begitu sekarang kau tidurlah, kau tentu lelah sekali karena seharian membersihkan kebun."

"Ah tidak kek, biarlah saya menemani kakek di sini." sang kakek mengelus-elus kepala cucunya yang baru kelas 6 SD itu. Tak terasa matanya mengerjab-kerjab karena basah oleh airmata.

"Kamu harus jadi anak yang pandai, Man. Jangan jadi tukang sampah seperti kakek, atau jadi kuli bangunan seperti bapakmu." kata kakek pelan.

"Apakah jadi tukang sampah atau kuli batu itu hina, kek?" tanya Daliman, sang kakek menggeleng.

    "Bukan hina, tapi sengsara. Apakah kau mau jadi orang sengsara? Kerjanya berat, bayarannya sedikit. Untuk bayar sekolahmu saja kakek mesti berhutang....huk..huk...huk...." kakek terbatuk, dengan cepat Daliman meraba tengkuk kakek dan dipijatnya.

     "Sebaiknya kakek segera istirahat, biar saya menjaga kakek di sini."

     "Sudahlah le, kau tidur sekalian saja dekat kakek, besok pagi kamu sekolah," Daliman mengangguk dan merebahkan diri di sebelah kakeknya. Suara reot dipan dari bilah bambu itu terasa berat menerima bebannya. Dengan berselimut sarung butut, tak lama kemudian Daliman sudah pulas. Sang kakek kembali mengelus kepalanya.

     "Oh Tuhan, semoga engkau memberkati cucuku ini, agar menjadi anak yang baik, berbahagia dalam hidupnya nanti," doa kakek penuh pengharapan, airmatanya luruh dan kemudian sesenggukan, mengharukan.

                                                                       *****

     Seperti biasa Daliman selalu bangun pagi sebelum ayam berkokok, ia melihat sang kakek tampak pulas, ia memandangnya, kerut di mukanya menandakan perjalanan panjang sang kakek yang begitu setia mengasuhnya, kumis dan janggutnya sudah memutih tak teratur, begitu pula rambutnya. Sampai kapan kakek bertahan bersamaku? Bathin Daliman seraya menghela nafas dalam-dalam. Ia tak tega untuk membangunkan kakeknya, padahal pagi ini kakek punya tugas mengambil sampah dari rumah ke rumah seperti biasanya. Daliman merasa kasihan untuk membangunkannya, tangannya yang kecil berbungkus kulit yang keriput membuatnya semakin terharu.

     "Biarlah kali ini aku yang menggantikan tugas kakek mengambil sampah itu, aku toh kuat mendorong gerobak sampahnya, karena aku sering membantunya bila hari minggu. Hari ini aku akan bolos sekolah dulu." bathin Daliman memutuskan.

     Pelan-pelan Daliman membuka pintu, agar kakeknya tak terganggu. Ia mulai menarik gerobak sampah yang diparkir di samping rumah bambunya itu. Setelah itu ia mulai mengambil sampah dari tong-tong sampah para tetangganya.

     Seorang ibu tampak terkejut ketika melihat tukang sampahnya lain dari biasanya. Ia bukan seorang kakek tua, melainkan bocah kecil sekitar 11 tahun usianya.

     "Tumben kamu yang tugas, Man. Kakekmu di mana?" sapa bu Wongso penjual nasi yang buka tiap pagi di kampung itu.

     "Kakek sakit bu," mendengar itu bu Wongso terkejut.

     "Sakit apa?"

     "Barangkali demam bu, soalnya kemarin kehujanan," jawab Daliman sambil memasukkan sampah ke gerobaknya.

     "Sudah di bawa ke Puskesmas?"

     "Kakek tidak mau. Tapi kemarin sudah saya mintakan obat sama bu Nina yang dokter itu bu."

     "Kalau begitu, nanti setelah selesai mengambili sampah kamu ke sini ya, aku beri JENANG untuk kakekmu."

    "Matur nuwun bu, nggak usah repot-repot."

    "Sudahlah, kakekmu sangat berjasa di kampung sini, tanpa kamu dan kakekmu siapa yang mau membuang sampah-sampah ini? Anggap saja jenang ini sebagai balas budi kami kepada kalian, selama kakekmu belum sembuh, kau ambil ke sini jenang atau nasi ya?"

     "Iya, matur nuwun bu Wongso,"  kata Daliman sambil meneruskan mendorong gerobak sampahnya. Sampah-sampah itu dikumpukan dalam gerobaknya, setelah itu ia bawa pulang, biasanya ia dan kakeknya memilih sampah-sampah yang masih bisa untuk dijual lagi, sisanya ia pendam di kebun belakang rumahnya, untuk kemudian dibakar. Walau rumahnya sederhana, tapi ia mempunyai kebun yang lumayan luas untuk menampung sampah, sementara barang rongsokan yang bisa dijual disimpan di kandang bekas kambing, dan setiap seminggu sekali ada yang membelinya. Selain gaji bulanan dari menarik sampah itu, uang mingguan dari menjual barang bekas itu cukup lumayan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga yang ditabung untuk keperluan sekolahnya.

     "Kenapa kau tidak membangunkanku, Man?" tegur kakek ketika melihat Daliman pulang dengan peluh membasah di sekujur tubuhnya.

     "Kakek kan baru sakit. Apa salahnya kalau aku menggantikan tugas kakek?" jawab Daliman datar.

     "Tapi kau kan sekolah?"

     "Maksudku tadi mau bolos kek, tapi ternyata baru setengah tujuh, pekerjaan sudah selesai, jadi masih ada waktu untuk bersiap-siap berangkat sekolah," kata Daliman sambil memberikan bungkusan Jenang pemberian bu Wongso.

     "Apa itu?"

     "Jenang dari bu Wongso untuk sarapan kakek."

     "Kamu hutang ya?"

     "Tidak kek, itu enggak bayar. Malah bu Wongso tadi bilang, mulai hari ini akan menjatah kita dua bungkus."

     "Ah, kau merepotkan orang saja."

     "Tidak kek. Katanya bu Wongso merasa senang bisa menjatah kita. Karena dia bilang bisa turut membalas budi kita. Coba saja kalau tidak ada kita, siapa yang membuang sampah-sampah itu?"

     "Kau ini ada-ada saja. Memangnya kita ini begitu berarti bagi mereka."

     "Tentu saja kek. Sekalipun hanya tukang sampah, tapi kita termasuk pahlawan lho, pahlawan kebersihan kata pak guru di sekolah he he he...."

     Sambil tersenyum sang kakek menjawab, "Tapi meski demikian kelak kau tidak boleh menjadi tukang sampah, kau harus jadi orang besar, le!"

     "Ya kek," sahut Daliman dengan hati riang ia membuka bungkusannya, nasi gudeg dengan separuh telur ayam, ia santap cepat-cepat untuk segera berangkat ke sekolah. Sang kakek pun rupanya sudah agak baikan, ikut menemaninya makan pelan-pelan.

Tuesday 20 April 2010

Perjalanan Si Boneka Kain

Di suatu pagi yang cerah, seorang nenek berambut putih keriting sedang duduk di halaman rumah tuanya yang ditanami banyak bunga-bunga indah. Di pangkuannya tampak sebuah boneka kain yang hampir jadi.

Sang nenek sedang menjahit baju boneka itu yang berwarna merah dengan sangat hati-hati dan penuh kasih sayang. Setelah baju itu jadi, sang nenek segera memakaikannya pada boneka kainnya.

Boneka itu tampak cantik, dengan wajah bulat, matanya terbuat dari dua buah kancing hitam yang mengkilat, serta rambutnya terbuat dari benang wol berwarna hitam yang dikonde menjadi 2, ditambah dengan baju merah yang indah membuat boneka kain itu terlihat sangat cantik.

Sang nenek memandang boneka hasil buatannya itu sambil tersenyum. Ia membayangkan cucu perempuannya yang berusia 10 tahun akan sangat gembira menerima boneka itu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 10 minggu depan.

Satu minggu berlalu, dan hari ulang tahun cucunya pun tiba. Sang nenek membungkus boneka kain dengan kertas kado merah muda yang indah. Dengan bersemangat, sang nenek berangkat ke pesta ulang tahun cucunya.

Pesta ulang tahun itu sangat meria. Banyak sekali tamu yang hadir dan kue-kue yang disediakan. Sang nenek mencium cucunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun, sambil memberikan hadiah untuk cucunya. Si gadis cilik dengan tersenyum menerima hadiah dari sang nenek.

Setelah pesta ulang tahun usai, si gadis cilik membuka satu per satu kado-kado yang diterimanya. Dia amat senang, karena mendapat banyak kado yang berisi mainan yang bagus-bagus.

Terakhir, ia membuka hadiah dari sang nenek. Ia sangat kecewa, karena ternyata isinya adalah boneka kain buatan nenek sendiri, dan bukan mainan yang bagus seperti isi kado-kado lainnya.

Si gadis cilik meletakan boneka kain itu di rak yang paling bawah dalam lemari tempat menyimpan mainannya. dia tidak pernah bermain dengan si boneka kain. Dia lebih suka bermain dengan mainannya yang bagus dan mahal dari pada bermain dengan si boneka kain.

Si boneka kain amat sedih. Dia hanya bisa diam sendirian di dalam lemari yang gelap. Boneka kain selalu menangis jika ia teringat pada sang nenek. Ia sangat rindu akan kasih sayang dan belaian lembut sang nenek. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanyalah boneka kain yang tidak bisa bergerak dan berbicara seperti manusia.

Waktu pun berlalu. Karena mainan si gadis cilik semakin banyak, lemari itu tidak cukup lagi untuk menaruh semua mainannya. Akhirnya, semua mainan yang sudah tidak dia sukai dipindahkan ke dalam gudang, termasuk si boneka kain.

Gudang itu adalah tempat yang gelap dan berdebu. Boneka kain semakin sedih, karena sekarang ia menjadi kotor. Bajunya yang berwarna merah menjadi kotor dan kusam. Kini boneka kain bukan lagi sebuah boneka yang cantik, tetapi sebuah boneka yang kotor dan berdebu.

Suatu hari, boneka kain dikejutkan oleh sebuah suara yang bergetar"

 " Bolehkah aku tidur di atas tubuhmu, karena aku sangat kedinginan?"

Ternyata suara itu adalah suara seekor tikus yang sedang mengigil kedinginan, karena seluruh tubuhnya basah kuyup.

Melihat tikus yang kedinginan itu, si boneka dengan senang hati segera menyuruh tikus untuk naik ke atas tubuhnya yang terbuat dari kain yang empuk, agar si tikus tidak kedinginan lagi.

Tikus bercerita:

"Aku basah, karena tadi aku jatuh ke dalam selokan, karena ada manusia yang mengejar dan berusaha memukulku sewaktu aku mencari makanan di luar sana."

Boneka kain sangat senang mendengar cerita tikus. Ia merasa, sekarang ia memiliki teman yang akan selalu bercerita kepadanya tentang apa yang terjadi di luar sana. Boneka kain tidak kesepihan seperti dulu lagi. Dan ia pun menjadi sahabat si tukus.

Namun, meskipun sekarang boneka kain memiliki tikus sebagai sahabatnya, ia tetap merindukan sang nenek. Baginya, tidak ada yang bisa mengantikan kasih sayang sang nenek.

Setiap malam, tikus akan keluar untuk mencari makan, dan kembali pada pagi hari untuk tidur di atas boneka kain sambil menceritakan apa yang telah dilihatnya di luar sana. Dan boneka kain akan terus bertanya, apakah tikus melihat nenek di luar sana.

"Tadi malam ada perayaan yang ramai, dan banyak sisa makanan yang ditinggalkan oleh manusia. Karena itu aku bisa mendapat banyak makanan." Kata tikus kepada boneka kain.

"Apakah kamu melihat nenek di antara orang-orang dalam perayaan itu? " Tanya boneka kain kepada tikus.

"Tidak, aku tidak melihat nenek. Karena tidak ada orang berambut putih dalam perayaan itu." Jawab tikus.

Suatu malam, tikus pergi mencari makan seperti biasa. Dan tak lupa boneka kain berpesan kalau-kalau tikus melihat sang nenek.

Saat pagi tiba, seperti biasa, boneka kain menunggu tikus kembali. Namun hari itu ada yang aneh. Tikus tidak kembali juga seperti biasanya. Bahkan setelah hari menjadi siang, tikus belum juga kembali.

Boneka kain menunggu dan terus menunggu. Sampai ke esokan hari pun, tikus tetap tidak kembali. Boneka kain merasa sangat sedih karena kehilangan sahabatnya. Ia bertanya, apa yang terjadi dengan si tikus? Kenapa ia meninggalkanku begitu saja?

Bonaka kain tidak tahu, kalau tikus sudah tertangkap waktu mencari makan di sebuah rumah malam itu. Pemilik rumah sudah membunuh si tikus. Karena itu, tikus tidak pernah kembali kepada boneka kain.

Kembali boneka kain sendirian dan kesepian di dalam gudang, tanpa tikus sahabatnya. Tapi boneka kain tetap berharap, suatu hari ia bisa bertenu sang nenek yang sangat menyayanginya.

Hari berganti tahun. Sudah tahun-tahun boneka kain berada di dalam gudang. Sampai suatu pagi, si gadis cilik pemiliknya dulu, yang sekarang sudah dewasa mengeluarkannya dari gudang bersama semua barang-barang lainnya.

Dia ingin menyumbangkan semua mainan dan baju bekasnya ke panti asuhan. Dia mengangkat boneka kain yang tergeletak di lantai gudang dan kotor. Membersikan debunya sekedarnya. Dan memasukannya ke dalam kardus bersama mainan lainnya.

Saat tiba di panti asuhun, semua mainan dan baju dibagikan kepada anak-anak panti asuhan.

Anak-anak sangat senang menerima baju dan mainan-mainan itu. Tapi tidak ada seorangpun yang mau dengan si boneka kain, karena dia kotor dan jelek.

Boneka kain diletakan begitu saja di sudut teras panti asuhan, dan tidak ada seorang pun yang mau bermain dengannya. Harapan boneka kain untuk bertemu sang nenek semakin tipis. Karena sekarang boneka kain berada semakin jauh dari rumah sang nenek.

Boneka kain menangis: "Nenek, di mana engkau ? Apakah aku bisa bertemu nenek lagi?"

????

Sementara itu, sang nenek yang sudah bertambah tua, tidak bisa tinggal sendirian di rumah lagi. Sang nenek kemudian dipindahkan ke sebuah panti jompo.

Di dekat panti jompo ada sebuah gereja dan sebuah panti asuhan. Setiap pagi, sang nenek akan pergi ke gereja untuk berdoa seorang diri.

"Tuhan, aku merasa kesepihan. Meskipun di panti jompo ada banyak orang, tapi aku kesepihan karena jauh dari rumah dan keluargakuku. Tuhan, tolong beri aku teman." Doa sang nenek kepada Tuhan.

Sepulang dari gereja hari itu, sang nenek singgah ke panti asuhan, melihat anak-anak yang sedang bermain untuk menghibur hatinya.

Di kejahuan, di sudut teras panti asuhan, sang nenek melihat sebuah boneka berbaju merah yang sudah rusak. Sang nenek merasa kenal dengan boneka itu, dan kemudian berjalan untuk mendekatinya.

Ternyata benar. Itu adalah boneka kain yang dibuatnya untuk hadiah ulang tahun bagi cucu perempuannya bertahun-tahun lalu. Sang nenek amat senang bisa bertemu boneka kain itu lagi. Sang nenek segera mengambil boneka itu dan memeluknya.

Boneka kain tidak bisa percaya orang yang sedang memeluknya adalah sang nenek. Suatu mujizat besar bagi boneka kain karena akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan sang nenek.

Sang nenek sekarang memang tampak jauh lebih tua. Tapi boneka kain tetap bisa mengenali, itu adalah sang nenek yang telah membuatnya dengan penuh kasih sayang.

Sang nenek membawa boneka kain kembali ke panti jompo. Mencucinya sampai bersih, dan menjahit bagian-bagian yang telah sobek dengan hati-hati. Kini boneka kain tampak bersih dan cantik kembali.

Sang nenek bersyukur kepada Tuhan, karena sekarang ada boneka kain yang menemaninya, dan bisa membuatnya ingat akan rumahnya, tempat dia dulu membuat boneka kain itu.

Boneka kain juga sangat senang. Sekarang dia bisa kembali ke pelukan sang nenek. Semua penderitaan, kesedihan, kesepihan telah berlalu. Sekarang yang ada hanya kebahagiaan bersama dengan sang nenek untuk selamanya.

Thursday 4 March 2010

Masa Depan Bukan Taruhan!!

“Ah gua mau masuk jurusan kedokteran aja, soalnya jadi dokter itu jaminan kaya raya!”
“Kalo gua sih mau masuk jurusan seni deh, soalnya banyak temen gue yang masuk ke situ juga!”
Lho, nentuin masa depan kok gambling sih. Masa depan kita jangan dijadiin taruhan kayak judi dong. Kita harus tau apa yang kita mau dan tau apa yang Tuhan mau. So... siap nentuin masa depan kita?


MAU JADI APA GUE NANTI YA...
STOP! Berenti dulu bacanya! Jawab dulu pertanyaan ini: ‘Apa kita udah tau mo jadi apa kita nanti?’ Kalo udah tau, silakan lewat aja, gak usah dibaca artikel ini. Kalo belum tau mo jadi apa nanti, kamu wajib baca artikel ini.

Kebanyakan anak muda kalo ditanya mau jadi apa nantinya?’ Jawaban yang paling sering kita dengar itu kayak gini, ‘Errr...gak tau.’ Atau ‘Liat aja nanti.’ Cuma sedikit banget anak muda yang tau pasti mo jadi apa nanti kalo udah dewasa. Padahal penting banget lagi buat kita tau bakal jadi apa kita nanti (minimal kalo belum tau bakal jadi apa, kita udah punya gambaran, kita bakal jadi apa) ato bahasa kerennya kita tau panggilan dan tujuan hidup kita.

Kalo kita tau apa panggilan dan tujuan hidup kita, kita bisa persiapin diri kita lebih baik lagi. Kita bisa bikin rencana sekolah mana yang bakal kita masukin, sama siapa kita harus bergaul, kemampuan apa lagi yang mesti kita punya, jadi kita gak bakal buang-buang uang en waktu buat lakuin sesuatu yang gak perlu. Salah satu orang yang patut dijadiin teladan soal tau panggilannya itu Paulus.

Paulus itu orang yang tau pasti apa panggilannya. Dan karena dia tau apa panggilannya, dia tau langkah-langkah apa yang mesti dia lakuin supaya dia bisa mencapai panggilannya itu. Makanya dia bisa bilang begini, ‘Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul’ (1 Korintus 9:26), soalnya dia emang tau apa yang dia lakuin.

Gimana bisa tau panggilan dan tujuan hidup kita?
Kalo kita udah sadar pentingnya mengetahui panggilan kita, langkah selanjutnya kita mesti tau gimana caranya kita bisa tau apa panggilan kita. Tapi sebelumnya kita juga mesti tau kalo buat setiap kita, Tuhan udah punya rencana masing-masing yang khusus en spesial. Rencana Tuhan buat kita en adik atau kakak kita juga gak bakalan sama. Karena tiap orang itu unik di mata Tuhan en Tuhan punya rencana masing-masing buat kita.

Sekarang gimana kita bisa tau apa panggilan kita? Satu hal yang pasti jawabannya T2 alias Tanya Tuhan, hehe. Karena Tuhan yang tau rencana apa yang Dia punya buat kita, makanya biar tau apa tujuan hidup kita, ya tanya Tuhan. Yang jadi masalah gimana caranya kita tanya Tuhan? Emang kita bisa liat Tuhan? Emang Tuhan bisa bicara sama kita?

Kita emang gak bisa liat Tuhan. Tapi bukan artinya kita gak bisa tanya sama Tuhan. Kita bisa selalu tanya Tuhan lewat doa. Terus yang jadi masalah kedua, kalo kita gak bisa liat Tuhan, gimana kita bisa tau jawaban Tuhan? Jawabannya ada di:

“Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.” (Ayub 33:14)

Tuhan itu bisa bicara. Cuma caranya Dia bicara kadang itu gak langsung. Ada beberapa orang yang dikasih karunia bisa denger suara Tuhan secara langsung, tapi Tuhan kebanyakan bicara lewat orang lain. Bisa lewat orang tua, teman, pembimbing rohani, pendeta, dll.

Yang jadi pertanyaan berikutnya gimana kita tau ini suara Tuhan ato bukan. Cara paling gampang, hati kita bakal memberi kesaksian kalo itu adalah suara Tuhan. Seperti kata Paulus juga, “Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus” (Roma 9:1)

Waktu kita lagi bingung ini suara Tuhan ato bukan, dalam hati kita bakal ada satu suara kecil yang bakal kasih tau kita. itu suara hati kita. Suara yang paling jujur. So, kalo udah denger suara hati, ikutin aja, karena dia yang bakal bawa kita ke jalan yang benar.

Oh ya satu lagi, kalo ngomongin panggilan, jangan terus mikir kalo panggilan kita itu harus selalu sesuatu yang kayaknya ‘rohani’ (misalnya jadi hamba Tuhan, atau misionaris, atau pendeta, dsb). Kadang panggilan kita malah keliatannya gak ‘rohani’ sama sekali. Gimana kalo Tuhan memutuskan untuk memanggil kita jadi tukang roti? Ato bintang film? Ato apapun juga yang kayaknya gak rohani sama sekali? Still, itu panggilan Tuhan buat kita en kita wajib menjalankannya sepenuh hati.

It’s a process
Guys, kadang buat bisa tau apa panggilan kita butuh waktu yang lama. Bisa jadi waktu kita harus mutusin mo kuliah ke mana ato mo kerja apa, kita masih belum tau apa panggilan kita, padahal ‘kan kalo udah tau panggilan kita, bakal lebih mudah milihnya. Nah kalo kasusnya kayak gini, pilihlah sesuai dengan sesuai sama minat kita. Nah kalo nanti di tengah jalan kita tau panggilan kita, baru kita bikin strategi gimana memenuhi panggilan itu. Seperti kata Ps. Roberts Liardon juga, ‘Preparation never lost time’ (gak ada kata terlambat buat persiapan)

Amphibi
Tau kan binatang amphibi? Itu tuh binatang yang bisa hidup di air sama di darat. You know what, kadang dalam menjalani panggilan hidup kita, kita juga perlu jadi amphibi. Maksudnya? Bisa jadi kita terpanggil jadi seseorang, tapi di saat yang sama kita juga punya profesi lain. contoh Paulus. Paulus punya panggilan jadi misionaris, tapi dia juga punya profesi lain jadi pembuat tenda.

So, gak dosa kok kalo mo punya profesi lain di luar panggilan kita, malah banyak orang yang kayak gini. Tapi kita harus ingat kalo mo punya profesi lain di luar panggilan kita, kita harus pastiin kalo profesi lain itu gak bakal menghalangi panggilan kita, malah harus bisa mendukung panggilan kita. Kayak Paulus jadi pembuat tenda ‘kan biar bisa membiayai pelayanannya. Yang kedua mesti kita ingat, panggilan kita tetap nomor satu, jadi jangan sampe kita keasyikan kerja sampe lupa sama panggilan kita.

KITA SEMUA ITU MISIONARIS LOH...
Satu rahasia. Dengerin baik-baik ya. Kita semua, mau apapun panggilan kita (mau yang ‘kesannya’ rohani or gak) adalah misionaris. Pernah denger istilah misionaris? dan yang langsung kebayang adalah orang yang pergi ke . daerah pedalaman buat memberitakan Injil. Itu gak salah, cuma baru setengah benar. Sebenarnya kita semua itu adalah misionaris, karena definisi misionaris itu ‘kan orang yang memberitakan kabar keselamatan, en semua kita tanpa terkecuali dipanggil buat menyebarkan Injil sama semua orang, bukan sebagian orang aja, karena itu Amanat Agung Tuhan Yesus buat kita semua.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19)

PASSION
Selain tau tujuan hidup, kita harus punya passion dalam apa yang kita kerjakan (sekarang ataupun nanti). Apa itu passion? Passion disini mungkin bisa diterjemahin jadi hasrat, gairah atau semangat. Menurut Barbara De Angelis, Ph.D seorang penulis buku-buku bidang hubungan antar manusia dan pertumbuhan pribadi, “Rasa lelah berkepanjangan, depresi, khawatir sampai kecanduan sesuatu, semuanya merupakan tanda yang jelas dari orang yang frustasi karena tidak merasa benar-benar hidup. Ketika bekerja, mereka melakukannya cuma demi mendapatkan penghasilan saja (just make a living). Padahal keinginan untuk bisa merasakan passion bersifat universal dan mendasar. Sebagai manusia, kita selalu ingin merasakan saat-saat ajaib ketika kita dihanyutkan dan bebas dari rutinitas serta ketegangan yang melanda kita setiap harinya; suatu kehidupan yang penuh semangat dan sangat hidup.”

Passion lahir dari yang namanya komitmen. Ketika kita berkomitmen pada sesuatu, baik itu mimpi, kepercayaan atau hubungan, maka kita akan memiliki passion terhadap hal tersebut. Nah, pertanyaannya, apakah kita bisa punya passion jika kita (terpaksa) berkomitmen terhadap sesuatu yang nggak kita sukai?

Menurut Rick Warren dalam “The Purpose Driven Life”, resep terbaik buat bisa punya passion adalah dengan punya tujuan. “Tujuan selalu melahirkan passion. Sebaliknya, passion akan memudar dan hilang jika kita kehilangan tujuan. Jika pekerjaan kita terasa tidak berarti dan tanpa tujuan yang jelas, sekedar bangkit dari tempat tidur pun dapat menjadi hal yang sangat berat dan membuat kita stress. Karena itu, tragedi terbesar dalam kehidupan bukannya kematian, tapi ketika kita hidup tanpa tujuan.” kata Rick Warren yang juga pernah menulis kalo semua orang sukses yang memberi dampak pada dunia adalah mereka yang punya passion dalam hidupnya (passionate people).

Wednesday 24 February 2010

Cerita Inspiratif

LABU KEMBAR
  
Alkisah di China, terdapat 2 orang kakak beradik yang berbeda ibu. Ibu si kakak sudah lama meninggal, kini dia tinggal bersama ayah, ibu tiri dan adik tirinya.

Sang kakak menanam pohon labu dan dengan rajin memeliharanya hingga tumbuh besar. Suatu hari mereka mendengar kabar bahwa raja sedang sakit parah, tabib istana mengatakan bahwa labu kembar dapat menyembuhkan penyakit raja.
Maka di adakan sayembara, barangsiapa yang memiliki labu kembar akan mendapat satu peti emas. Sang kakak segera memberitahu kepada keluarganya.

Pada hari keberangkatan sang kakak ke ibukota, ibu memanggil si adik ke dalam dapur, "Ada 2 potong kue, yang polos dan bergambar bunga. Berilah kakakmu kue yang bergambar bunga, sebab ibu telah memberi racun di dalamnya."

"Kenapa ibu ingin membunuh kakak? Bukankah ibu juga menyayangi kakak?"

"Ibu memang menyayanginya, tapi kamu adalah anakku dan ibu tidak rela bila kakakmu mendapatkan emas itu, maka biarlah dia memakan kue beracun ini."

Kemudian si adik membawa kue itu ke kakaknya, "Adikku, tunggu kakak ya, kakak janji akan segera pulang dan membeli banyak oleh-oleh untuk kamu dari kota dan uang emas hadiahnya untuk kita bersama!!"

Sang adik terdiam, kemudian berkata kepada kakaknya, "Kakak, ibu memberi kita berdua kue, makanlah tapi aku ingin kue yang bergambar bunga." Setelah itu si adik dengan lahap memakan kue beracun itu.

Setelah kepergian kakaknya, dia berkata kepada ibunya, "Ibu, kue beracun itu telah kumakan, kakak sangat baik kepadaku, mana mungkin aku tega membunuhnya. Setelah aku mati, sayangilah dia seperti ibu menyayangiku.."

Ibunya yang mendengarnya kemudian memeluknya, "Anak bodoh, tidak ada racun sama sekali di kue bergambar bunga itu. Ibu hanya menguji rasa sayangmu pada kakakmu, ibu kuatir kamu menjadi iri dengan kemujuran kakakmu.."

Pesan Moral
"Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16)
by. Yan PK

Thursday 4 February 2010

PACARAN KUDUS #2

PACARAN KUDUS, MUNGKIN GITU? Nah, tapi mungkin gak sih kita bisa pacaran kudus? Pacaran tanpa ada embel-embel seks? Soalnya survey membuktikan banyak banget anak Tuhan (apalagi yang bukan) yang pacarannya gak kudus. Bahkan banyak diantaranya sudah terlibat pelayanan di gereja! Tenang, biar statistiknya tinggi, jangan mau ikut-ikutan meramaikan statistik itu. Ada banyak pasangan yang bisa buktiin kalo pacaran kudus itu mungkin. Nah, buat kita-kita yang mau pacaran kudus, ini beberapa tips dari hamba-hamba Tuhan yang udah buktiin kalo pacaran kudus itu mungkin.

1. Tau batasan diri. Tiap orang punya ‘batas’ kekuatan sendiri-sendiri. Sampe sejauh mana mereka bisa menguasai diri. Contohnya gini, buat beberapa orang, pegangan tangan itu gak masalah. Tapi buat beberapa orang tertentu pegangan tangan aja bisa bikin mikir yang nggak-nggak. Kebanyakan orang yang pacarannya gak kudus gak nyadar kalo mereka udah melampaui ‘batas’ mereka. Ini penting banget. Kalo kita tau ‘batas’ kita dan pasangan kita, dan tetap menjaga hubungan kita dalam batas itu, kita gak akan terjebak dalam hubungan yang gak kudus.

Waktu mulai komit buat pacaran, obrolin batasan itu. Sambungkan dengan tujuan kita berpacaran. Cari kesepakatan untuk mengatasi masalah yang mungkin akan terjadi, misalnya tentuin batasan tempat pacaran, batasan mana yang boleh dan tidak boleh, dsb.

2. Jangan ketok pintu pencobaan! Kadang kita suka salah berdoa, ‘Tuhan, beri aku kekuatan agar aku bisa menang dalam pencobaan!’. Padahal Tuhan sendiri bilang: “Jangan masuk dalam pencobaan!’ (kalo gak percaya baca deh: Matius 6:13, Matius 26:41, Lukas 11:4). Artinya jangan sok jago masuk dalam pencobaan, soalnya 99% biasanya bukannya menang malah kalah! Hehe. Jangankan masuk, ketok pintunya aja juga mending jangan deh. Misalnya kalo kita yang cowok lemah dalam godaan visual, suka mikir ngeres kalo liat kulit cewek yang mulus, janganlah ketok-ketok pintu dan masuk ke pencobaan dengan melirik (atau bahkan melototin) gambar cewek pake rok mini. Langsung tutup majalahnya atau pindahin channel tipinya atau merem sekalian.

Termasuk dalam berpacaran. Kalo memang godaannya besar pas berduaan di tempat sepi, jangan masuk ke tempat sepi. Selalu cari tempat yang aman, ada orang ketiga. Atau ngobrol di tempat umum.

3. Buat cowok, anggap cewek kita itu adik kandung kita. Apa batasan perlakukan kita sama pacar kita. Sebagai cowok, kita bisa ambil patokan firman Tuhan ini:
“…Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.” (1 Timotius 5:1b-2).
Sebagaimana kita memperlakukan adik perempuan kita (kalo yang gak punya, bayangkan!) begitulah seharusnya kita memperlakukan cewek kita. Penuh kemurnian! Jangan ngelaba, jangan jahat, jangan egois. Lindungi dia sebagai kakak, jagai kehormatannya, sayangi seperti adik kandung. Jadilah cowok sejati.

Kalo ada yang berkilah, “…kalo gitu saya boleh dong cium pipi pacar, soalnya saya juga suka cium pipi adik gue!”, tanyakan betul dalam hatimu, apakah efek ciuman itu beda atau sama? Jangan-jangan itu cuman alasan doang buat membenarkan ketidakmurnian hati kita.

4. Buat cewek, jangan segan tampar cowokmu. Beda sama cewek, kata orang, gairah seks sama otak cowok itu gak bisa berjalan bareng. Makanya kalo hasrat seksnya muncul biasanya cowok suka gak bisa mikir. Sekalipun si cowok udah tau resikonya dan bahkan sudah berjanji untuk tidak melakukannya, tapi ketika hasrat seksnya muncul, dia bisa lupa semuanya dan yang terpikir hanya… “ah biarin gimana nanti aja!”. Itulah makanya di film-film Hollywood gampang sekali seorang cewek membujuk atau mencuri sesuatu dari cowok, cukup dengan diangkat gairah seksnya. Dan itu memang kenyataan.

Makanya perlu bantuan dari cewek buat nyadarin otak si cowok biar bekerja. Kalo sudah ada tanda-tanda gak beres, ingetin dia. Kalo maksa terus, langsung tampar aja atau cubit sampe biru. Makanya bilang dari awal, kalo sampe kamu nampar, dia jangan marah, hehe.

5. Libatin ortu sama pembimbing rohani. Penting banget punya pembimbing rohani atau ortu yang tau apa yang kita lakuin sama pacar kita. Bukan artinya kita mesti laporan sama ortu atau pembimbing rohani kita apa aja yang kita lakuin pas pacaran. Tapi belajarlah terbuka sama mereka, apa yang jadi masalah kita, apa yang jadi pergumulan kita dalam pacaran. Dengan terbuka begitu, kita juga akan merasa lebih aman, karena ada orang yang lebih dewasa yang mengawasi kita.

Wednesday 3 February 2010

PACARAN KUDUS #1

*Ilustrasi*
JUEGGGERRR…
NGEBUT BIKIN KECELAKAAN!

Pernah nyetir mobil? Bisa gak sih nyetir mobil langsung ngebut? Gak bisa loh! Pertama tentunya harus buka pintunya dulu, hehe, lalu masuk, duduk, masukin kunci, starter, masuk gigi satu, gigi dua, gigi tiga hingga gak kerasa udah ngebut di gigi lima! Bener gak? Nah, pas mau berenti juga gak bisa langsung berenti, dan kalo udah ngebut resikonya tau sendiri: kecelakaan!

Begitu juga dalam pacaran yang gak sehat. Mungkin kita-kita mikir gak bakalan jatuh dalam dosa seksual. Kita dan pacar kita udah tau kok kalo itu dosa, apalagi kita berdua udah terlibat dalam pelayanan. Tapi, kok bisa tetep ‘kecelakaan’ ya?

Soalnya kayak nyetir mobil tadi kadang kita gak nyadar kalo kita udah ngebut, gara-garanya kita mulai dengan buka pintu, pelan-pelan masuk ke mobil, mulai muter starter en masuk gigi satu. Dua. Tiga. Cekiiiit… Juegggeeeer! Nggak kerasa. Awalnya cuma ngobrol di tempat sepi, lalu saling bersentuhan, lalu mulai deh yang selanjutnya terus kejadian deh.

Tau gak sih, yang boleh nyetir mobil itu cuma yang udah punya SIM. Yang boleh melakukan hubungan seks itu cuma yang udah punya SIM (Suami Istri Menikah, maksa ya?) juga. so, yang boleh nyetir ya mereka ini. Kita-kita yang belum punya SIM, jalan kaki aja. Cari yang aman. Pacaran bukan ajang kenal-kenalan tubuh, tapi kenal-kenalan karakter dann bersahabat. So, sebelum tabrakan… keluar dari mobil dan jalan kaki.

PACARAN KUDUS NGEBOSENIN!?
Apa yang kita pikirin waktu denger kata ‘kekudusan’ dalam pacaran? Pasti banyak dari kita yang mikir soal batasan-batasan, segala gak boleh, ketidakbahagiaan. Aaah, bosen! Kesannya Tuhan itu Tuhan yang nggak fun, nggak suka anak-Nya seneng. Apalagi film-film, buku dan gaya hidup seleb sekarang yang menyamakan antara menjaga kekudusan selama pacaran dengan ketidakbahagiaan dan kekunoan dan kejadulan!

Nah, kalo kita sampe kepikir kayak gitu, terima aja deh kalo kita sebenernya udah ditipu abis-abisan ama si iblis. Si iblislah yang pengen kita gak bahagia, soalnya yang namanya kekudusan itu sebenernya indah! Bukan sebaliknya. Iblis mendorong pasangan muda buat mengekspresikan rasa cintanya secara bebas dengan dalih agar bisa bahagia dann senang. Tapi taukah kita kalo kebebasan yang ditawarkan iblis itu adalah sebuah perbudakan dosa tanpa kita sadari?

Ketika Tuhan meminta kita untuk hidup kudus, Dia sedang memikirkan kebahagiaan kita. Bukan sebaliknya! Lha wong Dia itu Bapa kita kok, masa mikirin supaya kita menderita? Tapi gara-gara roh kita dikuasai sama perbudakan dosa, maka rambu-rambu dari Tuhan itu rasanya kayak rantai belenggu di penjara. Pacaran tanpa bumbu seks rasanya ngebosenin. Otak kita mikirnya seks masa pacaran itu menyenangkan, akhirnya lupa tujuan semula. Justru percayalah, ketika kita menjalani pacaran dengan kudus, maka Tuhan telah menyediakan berkat kebahagiaan pada saat kita menikah dan menjalani rumah tangga nanti!

QUOTES: “Menunda berhubungan seks tidak pernah menyakiti siapapun. Saya jamin” (Pam Stenzel – Sex Has A Price Tag)
“Andaikata seks yang Anda berhalakan selama pacaran, justru dalam kehidupan pernikahan Anda dengan istri atau suami Anda nanti, seks tidak akan bisa Anda nikmati. …Yang Anda sakralkan waktu berpacaran, itu yang akan Anda nikmati pada saat menikah nanti.” (Phillip Mantofa - Before 30)

Monday 4 January 2010

RAHASIA DOA YANG DIJAWAB

Emang sih soal doa kita dijawab ato nggak dijawab itu haknya Tuhan. Tapi at least Alkitab kasih kita petunjuk gimana sih caranya kalo mau doa kita dijawab:
 
- Sepakat
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 18:19) 

- Rendah hati
Alkitab ngajarin kita kalo Tuhan itu Bapa kita. Coba bayangin gimana caranya kalo kita mo minta sesuatu sama Papa kita? Apa kita mintanya dengan teriak-teriak nggak sopan ‘PA, AKU MINTA DUIT!!!!’? ato dengan sopan dan penuh kerendahan hati. Sama dengan Tuhan. Kalo kita bisa kayak gitu sama Papa kita, kita juga seharusnya sopan en rendah hati sama Bapa kita di surga.
 
- Fokus
Pernah nggak punya teman yang waktu diajak ngobrol suka nggak connect. Bukan karena orangnya lemot, tapi emang dianya nggak bisa diam. Lagi asyik-asyik ngobrol, tau-tau ngeliatin orang laen, jalan ke sana-ke sini. Jadinya ngobrol kita nggak nyambung. Nyebelin nggak sih kalo punya teman kayak gitu? So pasti. Tapi bukannya itu juga sikap kita sama Tuhan? Waktu Tuhan lagi ngomong apa, kita ke mana. Makanya nggak heran, kalo doa kita nggak dijawab-jawab sama Tuhan, ya kitanya juga nggak connect sama Dia.

“...apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati (fokus)” (Yeremia 29:13)
 
- Punya iman
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)

Punya iman dalam doa itu penting. En sebenarnya udah jadi suatu keharusan. Soalnya itu salah satu syarat doa kita bakal dijawab sama Tuhan. Tapi ada sisi lain yang perlu kita perhatiin, apa kita masih tinggal (punya hubungan yang erat) dalam Yesus ato nggak?

“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 16:7)

Yang lebih ekstrim lagi, Smith Wigglesworth, rasul iman, mengajarkan kita untuk berdoa dengan iman yang kuat, cukup sekali meminta lalu setelah itu mengucap syukur. Kalo doa yang sama diulang-ulang, berarti kita nggak percaya, itu kata Smith.
 
- Nggak nyimpen dosa
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2)

Kayaknya ayat itu udah jelas deh. Nggak perlu dijelasin lagi. So sebelum kamu berdoa minta sesuatu sama Tuhan pastiin dulu kamu nggak punya dosa. Kamu bisa mengakui dosamu di hadapan Tuhan, atau membereskan dosa dan kesalahanmu pada orang lain, atau mengampuni orang yang bersalah padamu.

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16)

“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Matius 5:23-24)
 
- Ngotot
“…Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.” (Lukas 11:5-7)

Mana ada orang yang minta roti tengah malem sambil ngebangunin yang punya rumah kalo dia nggak ngotot? Itu juga yang terjadi pada Elisa di 1 Raja 18:41-44 sewaktu ia meminta Tuhan untuk menurunkan hujan, ia harus bolak-balik ngotot berdoa sampe tujuh kali!

“…Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.”
 
- Taat
“dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” (1 Yohanes 3:22)

Mau doanya dijawab? Taat sama perintah Tuhan, dijamin pasti dijawab. Itu janji Tuhan sendiri loh.