“But to as many as did receive and welcome Him, He gave the authority to become the children of GOD, that is, to those who believe in His name” (John 1:12)

Thursday 14 March 2013

Terkapar


Bacaan: Amos 5:1-2 "Telah rebah, tidak akan bangkit-bangkit lagi anak dara Israel, terkapar di atas tanahnya, tidak ada yang membangkitkannya." (2)

Tuhan berjanji bagi setiap orang benar, kalaupun orang benar jatuh tidak akan tergeletak. artinya, kalau orang benar jatuh tidak sampai terkapar atau tidak bisa bangun lagi. Tetapi, kalaupun ia jatuh, tangan Tuhan menopang, tangan Tuhan memberikan kekuatan kembali baginya untuk bangkit. Persoalan dengan banyak orang percaya hari-hari ini, ada banyak orang Kristen yang jatuh terkapar. Artinya apa?

Mungkin dia terlibat perselingkuhan, lalu kemudian dia biarkan dosa begitu merasuk dalam jiwanya sampai dia tidak ada semangat lagi untuk bangkit. Ada orang-orang yang mungkin pacaran dengan orang yang tidak seiman. Mungkin pertama dia hanya tertarik. Diingatkan orang, ditegur orang, dia masa bodoh sampai jatuh terkapar, sampai akhirnya tinggalkan imannya. Banyak orang hari-hari ini dalam kondisi seperti itu yang disebut jatuh terkapar.

Pertanyaannya, kok umat Allah, bangsa pilihan, kok orang percaya bisa jatuh sampai terkapar?
1. Karena kekuatan kita bukan di dalam Tuhan.
    Artinya, kita merasa: "saya mampu; saya sanggup; pagi-pagi saya tidak berdoa, buktinya semua juga beres; hari minggu saya tidak ke gereja, buktinya tidak apa-apa." Akhirnya kita percaya bahwa kekuatan kita cuma karena kemampuan kita sendiri. Tapi, berapa lama kamu dapat bertahan dengan kekuatan diri sendiri?
2. Karena kita tidak menjauhi hal-hal kedagingan.
    Artinya, kita pikir: "Ah, saya kan masih hidup di dunia, normallah. Toh, saya kan masih ke gereja, saya masih baca Alkitab." sementara Alkitab bilang bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Jadi, kalau kita dekat sama Tuhan, kita harus menjauhi hal-hal kedagingan supaya hidup kita makin berkenan sama Tuhan.
3. Karena kita tidak melawan segala serangan iblis.
    Waktu iblis mulai datang menyerang, ita pikir: "yah... namanya kita hidup di muka bumi, wajarlah kejadian-kejadian ini terjadi." Padahal Alkitab bilang, "Lawan iblis, maka iblis akan lari!" Jika dipikiran kamu ada hal-hal negatif, ada pikiran-pikiran yang kotor, tolak dalam nama Yesus.
4. Karena kita tidak ada keinginan lagi untuk bangkit.
    Artinya, kita pikir: "Aduh, Tuhan, sudahlah, yah... memang hidup saya sudah begini, mau diapain lagi? Tidak, tidak! Mulai hari ini kamu harus ingat: Kita hidup harus berajalan di dalam Tuhan. Karena, hanya di dalam Tuhan kita lebih dari orang-orang yang menang."

Bagaimana kita jaga agar kita jangan sampai terkapar?
1. Bertobat.
    Setiap kali kita sadar akan dosa-dosa sekecil apapun, cepat bertobat!
2. Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani.
    Bisa jadi guru sekolah minggu, misalnya; bisa menjadi usher di gereja; bisa nelpon seseorang untuk diajak ke gereja. Aktif dan berbuat sesuatulah untuk hal-hal rohani!
3. Tertanam di gereja lokal.
    Ada banyak orang sekarang cuma pindah-pindah gereja, cari pendeta-pendeta, sehingga kamu tidak dikenali. Tidak salah! Tapi kamu harus tetap tertanam dan aktif di gereja lokal karena kamu sudah dikenali.
4. Selalu terbuka untuk nasihat dan teguran.
    Hidup kita rawan sekali dengan kejatuhan. Selalu bilang, tidak ada orang yang kebal terhadap kejatuhan. Itu sebabnya, kalau kita dinasihati orang, kita terima dengan lapang dada.

Sunday 3 March 2013

Kesaksian Sobat Kristus

Shallom..

Saya Windy. Baru saja saya mengalami suatu kejadian yang mungkin dianggap biasa oleh beberapa orang tetapi begitu luar biasa bagi saya. Awal tahun  lalu, saya bersama seorang teman kuliah saya mendaftar ujian skripsi, saya berada diurutan pertama. Saat itu saya bersyukur sekali kepada Tuhan karna memang selama kuliah dan skripsi saya tergolong mahasiswa yang paling cepat menyelesaikannya.
Waktu itu di dalam hati saya berkata "aah beginilah kalau setiap waktu selalu mengandalkan Tuhan", dan saya berfikir saya bisa melihatkan dunia betapa orang yang mengandalkan Tuhan itu sangat diberkati. Tetapi hari-hari berikutnya ternyata menjadi masalah bagi saya, kenapa? Karena penguji saya meminta ujian akhir januari, padahal teman saya yang non kristen itu sudah ujian pada pertengahan januari dan ketika saya ujian dia sudah menyelesaikan revisi terakhirnya. Saat itu saya  masih biasa saja, sampai akhirnya sebelum ujian saya mendapati ada 2 orang lagi yang sudah ujian. Hati saya risau, saya tiap hari dalam saat teduh berkata "Tuhan, kenapa begini?". Tapi saya tetap percaya Tuhan pasti punya rencana. Akhirnya Jumat tanggal 25 januari saya ujian dan dahsyat sekali revisi saya sedikit sekali, saya berfikir senin 29 januari saya  masukkan pasti langsung di ACC. Tapi ternyata dosen penguji menyuruh saya untuk meletakkannya di meja beliau. Besoknya saya kesana dan  beliau sama sekali belum menyentuhnya, dan besoknya beliau malah tidak  masuk karna sakit. Padahal selain beliau saya masih harus mencari 2 dosen lagi. Apabila tanggal 6 februari belum mendapat tanda tangan 3 dosen, saya harus membayar uang SPP semester berikutnya. Saya benar-benar risau, apalagi uang kuliah saya menanggung sendiri, tidak minta orangtua. Saya  merasa sayang kalau harus membayar karena saya tidak mengambil mata kuliah sama sekali, hanya kurang revisi.

Tiap hari saya berdoa dan menangis pada Tuhan, tetapi saya pasrah. Akhirnya tanggal 4 februari dosen saya yang sakit itu memberitahu saya bahwa revisi saya di ACC. Saya bersyukur sekali. Besoknya tanggal 5 saya bisa mendapatkan tandatangan beliau dan seorang dosen lagi, nah masalah berikutnya adalah dosen yang  satunya tidak bisa masuk karena istrinya operasi. Saat itu benar2 saya ingin menangis. Tuhan bagaimana ini?? Besoknya saya tunggu dosen tersebut. Saya berdoa, semoga beliau langsung menyetujui dan mau tandatangan  tanpa merevisi lagi. Dan benar saja, dari cara beliau berbincang dari saya beliau sangat respect pada saya dan beliau datang kekampus hanya untuk  menandatangani skripsi saya, selesai menandatangani beliau langsung pergi.

Saat itu saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Ada kelegaan luar biasa di dalam diri saya. Saya diberi mujizat oleh Tuhan pada saat-saat yang mengkhawatirkan, dan rasanya lebih luar biasa. Dan karena kejadian itu, saya menceritakan pada teman-teman seangkatan saya mengenai mujizat ini.  Hasilnya, sekarang banyak diantara mereka yang minta dibimbing saya untuk  menyelesaikan skripsi mereka. Saya bersyukur sekali, karena tanggal 7 maret 2013 saya diwisuda, dan mendapat gelar cumlaude dengan ipk 3,60 dan  masa studi 3 tahun 7 bulan. Tuhan Yesus begitu luar biasa dalam hidup orang yang bergantung penuh padaNya. :)