“But to as many as did receive and welcome Him, He gave the authority to become the children of GOD, that is, to those who believe in His name” (John 1:12)

Thursday, 4 February 2010

PACARAN KUDUS #2

PACARAN KUDUS, MUNGKIN GITU? Nah, tapi mungkin gak sih kita bisa pacaran kudus? Pacaran tanpa ada embel-embel seks? Soalnya survey membuktikan banyak banget anak Tuhan (apalagi yang bukan) yang pacarannya gak kudus. Bahkan banyak diantaranya sudah terlibat pelayanan di gereja! Tenang, biar statistiknya tinggi, jangan mau ikut-ikutan meramaikan statistik itu. Ada banyak pasangan yang bisa buktiin kalo pacaran kudus itu mungkin. Nah, buat kita-kita yang mau pacaran kudus, ini beberapa tips dari hamba-hamba Tuhan yang udah buktiin kalo pacaran kudus itu mungkin.

1. Tau batasan diri. Tiap orang punya ‘batas’ kekuatan sendiri-sendiri. Sampe sejauh mana mereka bisa menguasai diri. Contohnya gini, buat beberapa orang, pegangan tangan itu gak masalah. Tapi buat beberapa orang tertentu pegangan tangan aja bisa bikin mikir yang nggak-nggak. Kebanyakan orang yang pacarannya gak kudus gak nyadar kalo mereka udah melampaui ‘batas’ mereka. Ini penting banget. Kalo kita tau ‘batas’ kita dan pasangan kita, dan tetap menjaga hubungan kita dalam batas itu, kita gak akan terjebak dalam hubungan yang gak kudus.

Waktu mulai komit buat pacaran, obrolin batasan itu. Sambungkan dengan tujuan kita berpacaran. Cari kesepakatan untuk mengatasi masalah yang mungkin akan terjadi, misalnya tentuin batasan tempat pacaran, batasan mana yang boleh dan tidak boleh, dsb.

2. Jangan ketok pintu pencobaan! Kadang kita suka salah berdoa, ‘Tuhan, beri aku kekuatan agar aku bisa menang dalam pencobaan!’. Padahal Tuhan sendiri bilang: “Jangan masuk dalam pencobaan!’ (kalo gak percaya baca deh: Matius 6:13, Matius 26:41, Lukas 11:4). Artinya jangan sok jago masuk dalam pencobaan, soalnya 99% biasanya bukannya menang malah kalah! Hehe. Jangankan masuk, ketok pintunya aja juga mending jangan deh. Misalnya kalo kita yang cowok lemah dalam godaan visual, suka mikir ngeres kalo liat kulit cewek yang mulus, janganlah ketok-ketok pintu dan masuk ke pencobaan dengan melirik (atau bahkan melototin) gambar cewek pake rok mini. Langsung tutup majalahnya atau pindahin channel tipinya atau merem sekalian.

Termasuk dalam berpacaran. Kalo memang godaannya besar pas berduaan di tempat sepi, jangan masuk ke tempat sepi. Selalu cari tempat yang aman, ada orang ketiga. Atau ngobrol di tempat umum.

3. Buat cowok, anggap cewek kita itu adik kandung kita. Apa batasan perlakukan kita sama pacar kita. Sebagai cowok, kita bisa ambil patokan firman Tuhan ini:
“…Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.” (1 Timotius 5:1b-2).
Sebagaimana kita memperlakukan adik perempuan kita (kalo yang gak punya, bayangkan!) begitulah seharusnya kita memperlakukan cewek kita. Penuh kemurnian! Jangan ngelaba, jangan jahat, jangan egois. Lindungi dia sebagai kakak, jagai kehormatannya, sayangi seperti adik kandung. Jadilah cowok sejati.

Kalo ada yang berkilah, “…kalo gitu saya boleh dong cium pipi pacar, soalnya saya juga suka cium pipi adik gue!”, tanyakan betul dalam hatimu, apakah efek ciuman itu beda atau sama? Jangan-jangan itu cuman alasan doang buat membenarkan ketidakmurnian hati kita.

4. Buat cewek, jangan segan tampar cowokmu. Beda sama cewek, kata orang, gairah seks sama otak cowok itu gak bisa berjalan bareng. Makanya kalo hasrat seksnya muncul biasanya cowok suka gak bisa mikir. Sekalipun si cowok udah tau resikonya dan bahkan sudah berjanji untuk tidak melakukannya, tapi ketika hasrat seksnya muncul, dia bisa lupa semuanya dan yang terpikir hanya… “ah biarin gimana nanti aja!”. Itulah makanya di film-film Hollywood gampang sekali seorang cewek membujuk atau mencuri sesuatu dari cowok, cukup dengan diangkat gairah seksnya. Dan itu memang kenyataan.

Makanya perlu bantuan dari cewek buat nyadarin otak si cowok biar bekerja. Kalo sudah ada tanda-tanda gak beres, ingetin dia. Kalo maksa terus, langsung tampar aja atau cubit sampe biru. Makanya bilang dari awal, kalo sampe kamu nampar, dia jangan marah, hehe.

5. Libatin ortu sama pembimbing rohani. Penting banget punya pembimbing rohani atau ortu yang tau apa yang kita lakuin sama pacar kita. Bukan artinya kita mesti laporan sama ortu atau pembimbing rohani kita apa aja yang kita lakuin pas pacaran. Tapi belajarlah terbuka sama mereka, apa yang jadi masalah kita, apa yang jadi pergumulan kita dalam pacaran. Dengan terbuka begitu, kita juga akan merasa lebih aman, karena ada orang yang lebih dewasa yang mengawasi kita.