“But to as many as did receive and welcome Him, He gave the authority to become the children of GOD, that is, to those who believe in His name” (John 1:12)

Thursday 30 May 2013

Pernikahan Kristen

Di buku "Seri Selamat" karya Andar Ismail, ada pertanyaan dan jawaban yang menarik mengenai hubungan Rumah Tangga.
Ia bertanya "Mengapa sepasang pengantin menuju pernikahan?" - Jawabannya adalah karena mereka saling "jatuh cinta".
Pertanyaan selanjutnya "Mengapa satu keluarga disebut bahagia?" - Jawabannya adalah karena mereka "bangun cinta".
- Lawan kata jatuh adalah bangun -
Ketika berpacaran sampai bertunangan, hidup terasa indah. Seakan-akan dunia hanya milik berdua saja. Dalam masa pacaran, yang tampak hanya hal yang indah. Kekurangan pasangannya tidak jadi masalah karena sudah saling jatuh cinta. Masa pacaran sampai pernikahan yang tampak masih hal indah. Pada malam pengantin masih ada bulan madu. Itulah yang terjadi bagi orang yang jatuh cinta. Ketika pernikahan sudah terjalin lama, kita tidak boleh hanya "jatuh cinta", tetapi juga perlu "membangun cinta". Jika sudah jatuh cinta, kita harus bangkit, yaitu dengan membangun cinta.
Dengan membangun cinta, kekurangan dan kelebihan pasangan kita tampak jelas. Tapi kekurangan jangan menjadi pemicu keretakan dan pertengkaran dalam hubungan. Kekurangan itu saling melengkapi, karena tidak ada hal yang sempurna. Jangan sampai terjadi perceraian di rumah tangga. Karena perceraian tidak sesuai kehendak Allah.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. (Matius 19:6).
Cinta sejati adalah bisa dan tetap berpandang-pandangan dengan kasih sayang seumur hidup (sampai tua), bukan hanya cinta pandangan pertama.
 
Oleh karena itu, terapkan 10 hukum Pernikahan Bahagia yang dikemukakan oleh Ayub Yahya:
1. Janganlah marah pada waktu bersamaan
2. Jangan berteriak pada waktu yang bersamaan
3. Ketika bertengkar, cobalah mengalah untuk menang (Amsal 16:32) 
4. Tegurlah pasangan anda dengan kasih (Yohanes 13:34-35) 
5. Lupakan kesalahan masa lalu (Yesaya 1:18) 
6. Jangan lupakan pasangan anda
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari terbenam (Efesus 4:26-27)
8. Seringlah memberikan pujian kepada pasangan (Kidung Agung 4:1-5; 5:9-16)
9. Bersedia mengakui kesalahan (1 Yohanes 1:9) 
10. Dalam pertengkaran, yang paling banyak bicara ialah yang bersalah (Matius 5:9) 

Dan ingat, kita harus selalu membawa pasangan kita menuju jalan yang benar. Jangan sampai kita dan pasangan kita lupa akan Tuhan.

Comment:

- Tujuannya pernikahaan untuk memperoleh keturunan, untuk saling mengasihi dan saling melengkapi satu sama lain. (Virliana)
- Kunci keharmonisan di dalam rumah tangga selalu diawali dari penganalan yang dalam terhadap pasangan dan selalu mengandalkan Yesus. (Rut Yulike)
- Tujuan pernikahan itu menyatukan 2 orang menjadi 1 dan membangun kerajaan allah. (Maria Norita)
- Jadi kalo mau hubungan langgeng sampai oma-opa, jangan cuma JATUH CINTA, karena kita juga harus BANGUN CINTA. (Helen Karamorita)
- Pria sejati itu: bukan pria yang takut istri, bukan pria yang menakutkan istri, tetapi pria yang takut akan Tuhan dan pria yang mengasihi istrinya. (Rut Yulike)

Jadikan kami satu, seperti kerinduan-Mu, agar dunia tahu bukti nyata dari kasih-Mu... Sebelum kami pergi, memberitakan kasih-Mu, mulailah dari kami lebih dulu, jadikan kami satu...

Tuesday 7 May 2013

Cerita Inspiratif

Ada sebuah kelas Theologi (ilmu Keagamaan) yang saat itu gurunya yang terkenal tegas dan galak mengadakan test secara tiba-tiba. Dengan tegas, dia mengatakan “Anda punya waktu 30 menit untuk mengerjakan soal pertama, nanti pada saat waktu habis akan saya bacakan soal berikutnya. Kita Test hanya ada 2 soal”

“Soal Pertama!” Katanya, “Apa yang kamu ketahui tentang Tuhan Yesus”

lalu tanpa pikir panjang mereka langsung menulis semuanya apa yang mereka masing-masing ketahui tentang Tuhan Yesus.

“Waktu tinggal 5 menit lagi untuk mengerjakan soal yang pertama!!!” Katanya tegas.

Singkat kata akhirnya 5 menit itupun berlalu, kemudian dia mengatakan “Sekarang soal kedua!!”
Dia berseru “Apa yang kamu ketahui tentang iblis”

Semua siswa itupun langsung menulis semua yang mereka ketahui tentang iblis itu. Sambil berjalan-jalan untuk mengawasi, pandangannya tertuju pada satu orang siswanya yang dia lihat tetap mengerjakan soal nomor satu. Karena tak ingin mengganggu yang lain, dia tak menegur siswa itu, tetapi ia ingin tahu juga kenapa. Sesekali kembali ke mejanya dia tetap mengawasi satu orang itu.

Menjelang menit-menit terakhir dia mengingatkan. Mulai 15 menit terakhir… 10 menit terakhir, dan akhirnya 5 menit terakhir. Tetapi siswa itu tetap mengerjakan nomor 1 itu. Hingga akhirnya pada menit-menit terakhir yang benar-benar terakhir dia tetap mengerjakan pertanyaan nomor satu.

“WAKTUNYA HABIS!!!” katanya tegas. Akhirnya semua pekerjaan dikumpulkan. Guru itupun segera mencari jawaban siswa yang satu itu.

Ketika dia lihat, jawaban nomor satu itu begitu panjang sekali. Ketika ia ingin tahu tentang jawaban nomor dua yang siswa itu tulis, dia hanya menemukan satu kalimat singkat:

“SAYA TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK iblis!!!”