“But to as many as did receive and welcome Him, He gave the authority to become the children of GOD, that is, to those who believe in His name” (John 1:12)

Thursday, 13 December 2012

Kesaksian Sobat Kristus

pengalaman pribadi, mungkin singkatnya aja kali ya. 
pertama nama saya avner min, umur 24 tahun. waktu saya kuliah semster 2-3 saya punya kejadian yang sangat menyentuh dari kebaikan Dia. ayah saya yang seorang manado, yang terkenal suka berpesta, terserang stroke, dengan tensi pada saat itu 200/180 yang sudah di klaim oleh pihak rumah sakit terkena stroke. sampai beberapa dirumah sakit, ayah saya masih berbicara dengan cadelnya. yang biasa terjadi oleh penderita stroke. namun setelah beberapa minggu, saya, ibu saya, dan kedua adik saya berdoa untuk kesembuhan ayah saya. dan percaya atau tidak, ayah saya sembuh tanpa ada cacat selayaknya orang yang tidak kena penyakit menakutkan itu. dan ketika dokter memeriksa keadaannya lagi, ayah saya divonis ada penyakit jantung koroner. dan di jantungnya harus dipasang cincin untuk melancarkan denyutnya dan agar tidak mengganggu sistem pernapasan. tapi mujizat kembali terjadi, setelah rontjgen menjelang niatan operasi, ayah saya divonis tidak menderita sakit jantung. penyakit jantung koronernya yang sebelumnya divonis olleh dokter, tiba2 tidak ada lagi. dan akhirnya setelah beberapa hari istirahat dirumah sakit, ayah saya sudah diperbolehkan pulang. namun tetap, dokter menyarankan ayah saya tidak boleh terlalu banyak berpikir, menyetir mobil, tapi Haleluya, sampe detik ini Dia masih memberikan kesehatan kepada ayah saya sehingga sampai detik ini ayah saya masih bisa membawa mobi.

Sumber Kesaksian: Avner

Monday, 10 December 2012

Tuhan Tidak Pelit

Saya mau berbagi kesaksian dari sahabat saya. Dia bercerita kepada saya pengalaman dia Minggu kemarin ketika pergi ke gereja. Sahabat saya ini beragama Budha dan ketika mengikuti ibadah, ia bercerita tentang orang yang menggunakan bahasa roh. Selama orang tersebut menggunakan bahasa roh, tubuhnya terus bergetar sampai orang tersebut berhenti menggunakan bahasa roh baru tubuhnya berhenti bergetar. Kemudian ketika akan persembahan, di dompetnya hanya terdapat 2 lembar uang 5000 dan terdapat 2 amplop untuk persembahan. Ia hanya memasukan selembar uang 5000 ke dlm salah satu amplop sedangkan yang lainnya tidak. Ketika sedang berdoa, ada yang berbisik kepadanya untuk memasukkan selembar 5000 lg kedalam amplop yang lain, ia menurutinya dan memasukkan uang ke dalam amplop tersebut. Pulanglah dia dengan dompet kosong. Kemudian ia dan temannya pergi untuk memesan tiket pesawat, ketika memesan, ajaibnya ia mendapat diskon 100.000! Saudara yang membaca ini, tidak
ada yang nmanya kebetulan, ketika mendengar ceritanya, saya cukup takjub dan percaya bahwa itu adalah berkat Tuhan.
Tuhan kita luar biasa dan tidak pelit!


Sumber Cerita: Peggi Violita

Kesaksian Sobat Kristus!

God's plan, His timing!
Ini adalah kesaksian tentang edukasi ku selanjut SMA. Selama 3 tahun sebelum aku lulus SMA, aku selalu punya 1 tujuan universitas dimana aku ingin berkuliah; yaitu Singapore Management University (SMU) karna menurut aku itulah universitas terbaik yang bisa memberikan ilmu bisnis terbaik untuk meraih cita-citaku.

Di tahun 2010, aku sempat berpikir untuk pindah sekolah ke singapura di Singapore Institute of Management (SIM). Tetapi, ternyata Tuhan tidak berencana untuk menempatkan aku di sekolah singapur pada umur aku yang masih 16 tahun. Hal itu membuatku belajar menerima bahwa Tuhan mempunyai rencana yang lain untukku, maka itu aku bercita-cita lebih tinggi lagi untuk bisa masuk ke universitas pemerintah yang dikenal susahnya; yaitu universitas SMU yang kusebut tadi.

Aku lalu melanjutkan edukasi SMA ku di jakarta dan mengambil edukasi diploma international. Hanya sertifikat diploma inilah yang akan mengkualifikasikan aku untuk masuk ke SMU. Sekian berbulan-bulan menunggu kabar dari SMU, aku terus berdoa dan meminta Tuhan untuk membantu aku agar bisa di terima di SMU. Dan aku selalu berharap aku bisa di interview oleh universitas tersebut. Sekian berbulan-bulan menunggu kabar, banyak sekali gangguan pikiran yang membuat imanku terjatuh. Aku merasa doa aku belum saja dijawab-jawab. Sering kali aku berpikir "Tuhan, mana jawaban doaku?"

Setelah 3 bulan, Tuhan ternyata mengijinkan aku untuk terseleksi interview oleh SMU; hal ini membuatku sangat-sangat terharu dan membangun imanku untuk tetap setia mendengar jawaban doa dari Tuhan. Tetapi ujian imanku tidak saja berhenti disini. Aku pikir setelah di interview, aku pasti bisa di terima di SMU. Setidaknya aku berpikir kemana lagi aku harus kuliah kalau tidak di SMU? (Karna cuma tersisa SMU saja satu-satunya harapan dari 2 universitas pemerintah yang aku daftar). Dengan keyakinan yang amat tinggi, harapan itu dijatuhkan pada hari hasil ujianku keluar, ternyata, hasil nilai aku tidak cukup untuk di terima di SMU. sungguh tidak disangka aku harus menganggur 7 bulan setelah aku lulus sekolah dan aku sering berpkir kenapa Tuhan harus memberikanku ujian seperti ini.

Hari lepas hari, hal ini membuat aku merasa hilang harapan akan meraih cita-citaku dan edukasi yang aku ingin sejak 3 tahun yang lalu. Sudah 2 kali aku ditolak universitas singapore, dan aku tidak ingin kuliah di indonesia karna itu bukan mimpiku.
Lalu setelah 2 bulan, aku mencoba untuk daftar ke Singapore Institute of Management; SIM (ini adalah kuliah yang menolak aku 2 tahun yang lalu). Dengan nilai yang sungguh cukup untuk diterima di SIM, aku mulai berdoa dan bertanya kembali kepada Tuhan untuk memberikan jalan yang trbaik. Aku tidak ingin mengharapkan sesuai dengan keinginanku, aku ingin berserah dan mengikuti jalan Tuhan.

Bulan lalu aku pun pergi ke singapura bersiap-siap untuk mencari tempt kos walaupun aku belum mendapat kabar dari SIM. Di hari sebelum aku harus membayar uang kos yang tidak kecil jumlahnya, aku dan mama saling khawatir "bagaimana ini kalau sudah bayar kos tapi ternyata tidak diterima universitasnya" tetapi.. Tuhan itu baik, dan sangat amat baik. Dengan waktu-Nya sendirilah, Tuhan merencanakan dan menyusunkan segala hal dengan indah. Di hari sebelum aku harus bayar uang kos, aku mendapatkan kabar dari agent bahwa aku sudah di terima di SIM!!
Kabar ini membuatku sungguh-sungguh lega dan tentunya mengucap syukur pada Tuhan Yesus!

Berkat berlimpah tidak berhenti disini saja.
Aku ingin bersaksi bahwa Tuhan tau sgala kebutuhan anak-anak-Nya!
Tuhan tau bahwa papa aku sungguh khawatir bagaimana aku bisa hidup sendiri di singapura, lalu Tuhan memberikan 2 teman baik aku untuk tinggal bersama aku di tempat kos.
Tuhan tau bahwa dengan keberanian aku untuk kuliah di singapur, aku pun punya ketakutan tersendiri tentang hidup baru belajar mandiri di singapur, Tuhan tau aku akan merindukan keluargaku yang ada di Jakarta, Tuhan tau aku akan merasa kesepian dengan kamar kos yang biasanya sangat tertutup dan kecil. Maka itu Tuhan memberikan kamar kos yang sungguh-sungguh amat indah, diberikan-Nya kamar kos yang ada jendela besar, dan kamar yang nyaman dengan fasilitas yang cukup baik dan harga yang pas untuk aku tinggal.
Tuhan tau segala hal yang kami khawatirkan, dan Ia akan memberikan jalan terbaik.

Aku belajar bahwa dalam pengangguran 7 bulan ini, Tuhan bukan menginginkan aku untuk bermalas-malasan di rumah. Tetapi aku diajar untuk tetap mempunyai iman yang kuat dan percaya bahwa semuanya sudah direncanakan dengan baik oleh-Nya. Aku juga belajar, ternyata hasil kerja keras ku di sekolah bukan utk mencapai tujuan kuliah SMU yang aku PIKIR itu jalan Tuhan, tetapi kerja keras itu untuk aku bisa mencapai jalan Tuhan yg SEBENARNYA.

"Penolakan" yang dialami setiap orang, termasuk penolakan yang aku alami, bukanlah akhir dari berkat Tuhan. Penolakan tersebut hanya menutupi satu pintu di hidup kita, karna pintu tersebut bukanlah rencana Tuhan. Tetapi setelah 1 pintu tertutup, kita akan menyadari bahwa masih banyak pintu yang terbuka. Mungkin awalnya itu tidak keliatan indah seperti pintu yang sudah tertutup, tetapi kita akan belajar untuk menerima, dan aku percaya pada akhirnya akan mempunyai hasil yang lebih baik untuk kita. Karna Tuhan mengerti setiap hati anak-anak-Nya lebih dari kita mengerti diri kita sendiri. "God has His own plan, and on His own timing!"


Sumber Kesaksian: Veronica Setiawan

Karunia Melayani

Firman Tuhan

(1 Petrus 4:8-110)

Sebagai orang Kristen, kita semua diperintahkan untuk melayani. Namun Tuhan juga memberikan ke beberapa orang karunia untuk melayani. Gaya hidup orang percaya hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan berfungsi sebagai teladan didalam Tubuh Kristus. Beberapa tanda yang dapat dikenali mengikuti karunia melayani ini.

Kepekaan atas kebutuhan-kebutuhan praktis dan keinginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini merupakan dua karakter istimewa dari orang percaya yang mempunyai karunia melayani ini. Mereka inilah orang-orang pertama yang memberikan respon - Roh Kudus akan membentuk mereka untuk menjadi orang-orang yang dapat mengatasi kekuatiran mereka pribadi, sehingga mereka akan maju terus walau yang lain berhenti, dan membuat mereka enggan untuk berkata tidak. Mereka terikat untuk melayani secara rohani, mereka akan merasa berat untuk membiarkan setiap kebutuhan tidak terjawab. Ini akan membawa sukacita pada mereka untuk memikul banyak tanggung jawab sehingga mereka dapat membebaskan orang lain untuk meraih tujuan hidupnya.

Jika kita memiliki karunia ini, kita akan secara aktif mencari jalan untuk menolong orang lain. Menjadi ramah adalah hal yang biasa, namun membuat orang menjadi merasa dipedulikan adalah hal yang lain. Mengingat makanan kesukaan atau tanggal istimewa dapat diartikan bahwa kita menganggap orang lain penting. Karena kita adalah duta dan utusan Tuhan, maka perhatian kita hendaknya menunjukkan bahwa Allah memperhatikan mereka.

Membuat suatu perbedaan penting bagi orang percaya, sehingga mereka cenderung untuk meminta jawaban dan menyukai rencana jangka pendek yang memperhatikan seberapa kemajuan yang telah dihasilkan. Bahkan, ketika mereka merasa tidak mampu dengan tugas yang diberikan oleh Tuhan, mereka akan memacu diri untuk dapat melalui semua kelemahan yang ada agar menjadi berhasil.

Sebuah kesempatan pelayanan dapat dikenali dari karya Roh Kudus yang telah nampak dalam hidupnya. Bagi siapa yang senang melayani,"tugas" seperti itu tentu menjadi kepuasan yang dalam. Apakah karakter semacam ini juga kita miliki?*

KYLE!

Suatu hari ketika saya baru masuk SMP, saya melihat seorang anak laki-laki dari kelasku sedang berjalan dari rumah ke sekolah. Namanya Kyle. Dia terlihat sedang membawa semua buku-bukunya. “Koq ada orang yang membawa pulang semua bukunya di hari Jumat?”, pikirku , “Dia pasti seorang kutu buku.”

Sedangkan saya sendiri punya serangkaian kegiatan di akhir minggu ini (beberapa pesta dan sepak bola dengan teman-temanku di hari Sabtu sore), sehingga saya pun tidak terlalu memperdulikan anak tersebut.

Kemudian beberapa anak lelaki lainnya berlari ke arah Kyle. Mereka berlari dan menabrak diri Kyle hingga buku-bukunya terjatuh dan Kyle sendiri terjatuh ke dalam lumpur. Kacamatanya melayang entah ke mana dan anak-anak itu hanya menertawakannya dari jauh. Dia mendongak sedikit dan saya bisa melihat ada kesedihan yang teramat sangat di matanya. Iba melihatnya, saya pun berlari ke arahnya. Dan sembari Kyle mencari-cari kacamatanya, saya melihat air mata berlinang di matanya.

Saya memungut kacamatanya dan mengembalikan padanya. “Anak-anak itu memang berandalan,” ujarku.

Dia memandangku dan berkata, “Terima kasih!”. Ada sebuah senyum lebar tersungging di wajahnya.

Itu adalah sebuah senyum yang menunjukkan rasa terima kasih yang tulus. Saya membantu memungutkan bukunya, dan bertanya di mana dia tinggal. Ternyata dia tinggal dekat rumahku. Saya pun bertanya mengapa saya tidak pernah melihatnya. Ternyata sebelumnya Kyle harus masuk sekolah privat. Jujur, saya tak pernah bergaul dengan anak-anak semacam ini.

Dalam perjalanan pulang, saya membawakan bukunya dan kita bercakap-cakap tentang banyak hal. Saya mengajaknya untuk ikut bermain bola bersama-sama di hari Sabtu dengan teman-temanku, dan dia menyetujuinya.

Kita bersama-sama sepanjang akhir pekan dan semakin aku mengenal Kyle, semakin pula aku menyukainya. Teman-temanku juga berpikiran sama. Hari Senin dan Kyle datang dengan setumpuk buku-bukunya lagi. Saya berhenti sejenak dan berkata, “Wogh! Kamu bisa membangun otot lengan yang kuat dengan membawa tumpukan buku-buku ini setiap hari!”. Dia hanya tersenyum dan memberiku setengah tumpukan dari bukunya.

Selama empat tahun ke depan, saya dan Kyle bersahabat baik. Ketika kami sama-sama duduk di SMA, kami mulai memikirkan masa depan yaitu kuliah kamu. Kyle memutuskan untuk pindah ke Georgetown dan saya ke Duke. Saya tahu kita akan tetap bersahabat. Jarak bukanlah masalah bagi kami. Dia bercita-cita menjadi seorang dokter dan saya ke arah bisnis dengan beasiswa sepakbola saya.

Di kelas, Kyle diminta untuk menjadi juru pidato dari kelas kami pada malam perpisahan. Saya menggodanya kalau dia dulu adalah seorang kutu buku dan dia harus mempersiapkan pidatonya mulai sekarang. Saya turut senang karena bukan saya yang harus naik ke pentas dan pidato.

Hari kelulusan, saya melihat Kyle. Dia tampak luar biasa. Dia adalah seorang remaja yang berhasil menemukan jati dirinya di masa SMA. Dia tampak keren dengan kacamatanya. Dan dia punya lebih banyak kencan dibandingkan aku! Semua gadis-gadis menyukainya!

Ya Tuhan, kadang-kadang saya iri padanya. Juga hari ini. Saya yakin Kyle gugup. Jadi saya menepuk punggungnya dan berkata, “Hei, pria perkasa! Kamu akan tampil hebat!” Dia memandangku dengan pandangan yang penuh arti dan tersenyum. “Trims,” sahutnya.

Kyle mendehem dan memulai pidatonya, “Kelulusan sebenarnya adalah momen untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah membantu Anda melewati tahun-tahun ini: orang tua Anda, guru Anda, saudara Anda, mungkin pelatih sepak bola Anda …, terutama kepada sahabat-sahabat Anda. Saya di sini memberitahukan kepada Anda semua, bahwa menjadi sahabat seseorang adalah anugerah terindah yang bisa Anda berikan untuk seseorang. Saya akan menceritakan sebuah kisah kepada Anda.”

Saya memandang sahabatku dengan tatapan tidak percaya. Kyle menceritakan hari di mana pertama kali kita bertemu! Sebenarnya dia berencana untuk bunuh diri di akhir pekan itu. Dia menceritakan bagaimana dia sudah mengosongkan semua isi lokernya sehingga orang tuanya tidak perlu melakukannya lagi ketika dia sudah tidak ada. Sesaat aku merasa dia memandangiku lekat-lekat dan tersenyum, “Syukurlah, saya diselamatkan. Seorang sahabat menyelamatkan jiwaku dari hal itu.”

Saya bisa merasakan semua hadirin menahan napas mendengar pria tampan dan popular di hadapan mereka ini menceritakan kisah tragisnya. Saya melihat kedua orang tuanya memandangku dan tersenyum padaku; senyum yang penuh ketulusan.

Allah meletakkan kita semua ke dalam hati sesama untuk mengubahkan hidup dalam berbagai cara.

Jangan pernah meremehkan kekuatan dari tindakanmu.

Setiap hari adalah karunia dari Allah! Jangan pernah lupa untuk mengucap syukur dan terima kasih kepadaNya.

1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
 
by. New CYI