Ini adalah kesaksian tentang edukasi ku selanjut SMA. Selama 3 tahun sebelum aku lulus SMA, aku selalu punya 1 tujuan universitas dimana aku ingin berkuliah; yaitu Singapore Management University (SMU) karna menurut aku itulah universitas terbaik yang bisa memberikan ilmu bisnis terbaik untuk meraih cita-citaku.
Di tahun 2010, aku sempat berpikir untuk pindah sekolah ke singapura di Singapore Institute of Management (SIM). Tetapi, ternyata Tuhan tidak berencana untuk menempatkan aku di sekolah singapur pada umur aku yang masih 16 tahun. Hal itu membuatku belajar menerima bahwa Tuhan mempunyai rencana yang lain untukku, maka itu aku bercita-cita lebih tinggi lagi untuk bisa masuk ke universitas pemerintah yang dikenal susahnya; yaitu universitas SMU yang kusebut tadi.
Aku lalu melanjutkan edukasi SMA ku di jakarta dan mengambil edukasi diploma international. Hanya sertifikat diploma inilah yang akan mengkualifikasikan aku untuk masuk ke SMU. Sekian berbulan-bulan menunggu kabar dari SMU, aku terus berdoa dan meminta Tuhan untuk membantu aku agar bisa di terima di SMU. Dan aku selalu berharap aku bisa di interview oleh universitas tersebut. Sekian berbulan-bulan menunggu kabar, banyak sekali gangguan pikiran yang membuat imanku terjatuh. Aku merasa doa aku belum saja dijawab-jawab. Sering kali aku berpikir "Tuhan, mana jawaban doaku?"
Setelah 3 bulan, Tuhan ternyata mengijinkan aku untuk terseleksi interview oleh SMU; hal ini membuatku sangat-sangat terharu dan membangun imanku untuk tetap setia mendengar jawaban doa dari Tuhan. Tetapi ujian imanku tidak saja berhenti disini. Aku pikir setelah di interview, aku pasti bisa di terima di SMU. Setidaknya aku berpikir kemana lagi aku harus kuliah kalau tidak di SMU? (Karna cuma tersisa SMU saja satu-satunya harapan dari 2 universitas pemerintah yang aku daftar). Dengan keyakinan yang amat tinggi, harapan itu dijatuhkan pada hari hasil ujianku keluar, ternyata, hasil nilai aku tidak cukup untuk di terima di SMU. sungguh tidak disangka aku harus menganggur 7 bulan setelah aku lulus sekolah dan aku sering berpkir kenapa Tuhan harus memberikanku ujian seperti ini.
Hari lepas hari, hal ini membuat aku merasa hilang harapan akan meraih cita-citaku dan edukasi yang aku ingin sejak 3 tahun yang lalu. Sudah 2 kali aku ditolak universitas singapore, dan aku tidak ingin kuliah di indonesia karna itu bukan mimpiku.
Lalu setelah 2 bulan, aku mencoba untuk daftar ke Singapore Institute of Management; SIM (ini adalah kuliah yang menolak aku 2 tahun yang lalu). Dengan nilai yang sungguh cukup untuk diterima di SIM, aku mulai berdoa dan bertanya kembali kepada Tuhan untuk memberikan jalan yang trbaik. Aku tidak ingin mengharapkan sesuai dengan keinginanku, aku ingin berserah dan mengikuti jalan Tuhan.
Bulan lalu aku pun pergi ke singapura bersiap-siap untuk mencari tempt kos walaupun aku belum mendapat kabar dari SIM. Di hari sebelum aku harus membayar uang kos yang tidak kecil jumlahnya, aku dan mama saling khawatir "bagaimana ini kalau sudah bayar kos tapi ternyata tidak diterima universitasnya" tetapi.. Tuhan itu baik, dan sangat amat baik. Dengan waktu-Nya sendirilah, Tuhan merencanakan dan menyusunkan segala hal dengan indah. Di hari sebelum aku harus bayar uang kos, aku mendapatkan kabar dari agent bahwa aku sudah di terima di SIM!!
Kabar ini membuatku sungguh-sungguh lega dan tentunya mengucap syukur pada Tuhan Yesus!
Berkat berlimpah tidak berhenti disini saja.
Aku ingin bersaksi bahwa Tuhan tau sgala kebutuhan anak-anak-Nya!
Tuhan tau bahwa papa aku sungguh khawatir bagaimana aku bisa hidup sendiri di singapura, lalu Tuhan memberikan 2 teman baik aku untuk tinggal bersama aku di tempat kos.
Tuhan tau bahwa dengan keberanian aku untuk kuliah di singapur, aku pun punya ketakutan tersendiri tentang hidup baru belajar mandiri di singapur, Tuhan tau aku akan merindukan keluargaku yang ada di Jakarta, Tuhan tau aku akan merasa kesepian dengan kamar kos yang biasanya sangat tertutup dan kecil. Maka itu Tuhan memberikan kamar kos yang sungguh-sungguh amat indah, diberikan-Nya kamar kos yang ada jendela besar, dan kamar yang nyaman dengan fasilitas yang cukup baik dan harga yang pas untuk aku tinggal.
Tuhan tau segala hal yang kami khawatirkan, dan Ia akan memberikan jalan terbaik.
Aku belajar bahwa dalam pengangguran 7 bulan ini, Tuhan bukan menginginkan aku untuk bermalas-malasan di rumah. Tetapi aku diajar untuk tetap mempunyai iman yang kuat dan percaya bahwa semuanya sudah direncanakan dengan baik oleh-Nya. Aku juga belajar, ternyata hasil kerja keras ku di sekolah bukan utk mencapai tujuan kuliah SMU yang aku PIKIR itu jalan Tuhan, tetapi kerja keras itu untuk aku bisa mencapai jalan Tuhan yg SEBENARNYA.
"Penolakan" yang dialami setiap orang, termasuk penolakan yang aku alami, bukanlah akhir dari berkat Tuhan. Penolakan tersebut hanya menutupi satu pintu di hidup kita, karna pintu tersebut bukanlah rencana Tuhan. Tetapi setelah 1 pintu tertutup, kita akan menyadari bahwa masih banyak pintu yang terbuka. Mungkin awalnya itu tidak keliatan indah seperti pintu yang sudah tertutup, tetapi kita akan belajar untuk menerima, dan aku percaya pada akhirnya akan mempunyai hasil yang lebih baik untuk kita. Karna Tuhan mengerti setiap hati anak-anak-Nya lebih dari kita mengerti diri kita sendiri. "God has His own plan, and on His own timing!"
Di tahun 2010, aku sempat berpikir untuk pindah sekolah ke singapura di Singapore Institute of Management (SIM). Tetapi, ternyata Tuhan tidak berencana untuk menempatkan aku di sekolah singapur pada umur aku yang masih 16 tahun. Hal itu membuatku belajar menerima bahwa Tuhan mempunyai rencana yang lain untukku, maka itu aku bercita-cita lebih tinggi lagi untuk bisa masuk ke universitas pemerintah yang dikenal susahnya; yaitu universitas SMU yang kusebut tadi.
Aku lalu melanjutkan edukasi SMA ku di jakarta dan mengambil edukasi diploma international. Hanya sertifikat diploma inilah yang akan mengkualifikasikan aku untuk masuk ke SMU. Sekian berbulan-bulan menunggu kabar dari SMU, aku terus berdoa dan meminta Tuhan untuk membantu aku agar bisa di terima di SMU. Dan aku selalu berharap aku bisa di interview oleh universitas tersebut. Sekian berbulan-bulan menunggu kabar, banyak sekali gangguan pikiran yang membuat imanku terjatuh. Aku merasa doa aku belum saja dijawab-jawab. Sering kali aku berpikir "Tuhan, mana jawaban doaku?"
Setelah 3 bulan, Tuhan ternyata mengijinkan aku untuk terseleksi interview oleh SMU; hal ini membuatku sangat-sangat terharu dan membangun imanku untuk tetap setia mendengar jawaban doa dari Tuhan. Tetapi ujian imanku tidak saja berhenti disini. Aku pikir setelah di interview, aku pasti bisa di terima di SMU. Setidaknya aku berpikir kemana lagi aku harus kuliah kalau tidak di SMU? (Karna cuma tersisa SMU saja satu-satunya harapan dari 2 universitas pemerintah yang aku daftar). Dengan keyakinan yang amat tinggi, harapan itu dijatuhkan pada hari hasil ujianku keluar, ternyata, hasil nilai aku tidak cukup untuk di terima di SMU. sungguh tidak disangka aku harus menganggur 7 bulan setelah aku lulus sekolah dan aku sering berpkir kenapa Tuhan harus memberikanku ujian seperti ini.
Hari lepas hari, hal ini membuat aku merasa hilang harapan akan meraih cita-citaku dan edukasi yang aku ingin sejak 3 tahun yang lalu. Sudah 2 kali aku ditolak universitas singapore, dan aku tidak ingin kuliah di indonesia karna itu bukan mimpiku.
Lalu setelah 2 bulan, aku mencoba untuk daftar ke Singapore Institute of Management; SIM (ini adalah kuliah yang menolak aku 2 tahun yang lalu). Dengan nilai yang sungguh cukup untuk diterima di SIM, aku mulai berdoa dan bertanya kembali kepada Tuhan untuk memberikan jalan yang trbaik. Aku tidak ingin mengharapkan sesuai dengan keinginanku, aku ingin berserah dan mengikuti jalan Tuhan.
Bulan lalu aku pun pergi ke singapura bersiap-siap untuk mencari tempt kos walaupun aku belum mendapat kabar dari SIM. Di hari sebelum aku harus membayar uang kos yang tidak kecil jumlahnya, aku dan mama saling khawatir "bagaimana ini kalau sudah bayar kos tapi ternyata tidak diterima universitasnya" tetapi.. Tuhan itu baik, dan sangat amat baik. Dengan waktu-Nya sendirilah, Tuhan merencanakan dan menyusunkan segala hal dengan indah. Di hari sebelum aku harus bayar uang kos, aku mendapatkan kabar dari agent bahwa aku sudah di terima di SIM!!
Kabar ini membuatku sungguh-sungguh lega dan tentunya mengucap syukur pada Tuhan Yesus!
Berkat berlimpah tidak berhenti disini saja.
Aku ingin bersaksi bahwa Tuhan tau sgala kebutuhan anak-anak-Nya!
Tuhan tau bahwa papa aku sungguh khawatir bagaimana aku bisa hidup sendiri di singapura, lalu Tuhan memberikan 2 teman baik aku untuk tinggal bersama aku di tempat kos.
Tuhan tau bahwa dengan keberanian aku untuk kuliah di singapur, aku pun punya ketakutan tersendiri tentang hidup baru belajar mandiri di singapur, Tuhan tau aku akan merindukan keluargaku yang ada di Jakarta, Tuhan tau aku akan merasa kesepian dengan kamar kos yang biasanya sangat tertutup dan kecil. Maka itu Tuhan memberikan kamar kos yang sungguh-sungguh amat indah, diberikan-Nya kamar kos yang ada jendela besar, dan kamar yang nyaman dengan fasilitas yang cukup baik dan harga yang pas untuk aku tinggal.
Tuhan tau segala hal yang kami khawatirkan, dan Ia akan memberikan jalan terbaik.
Aku belajar bahwa dalam pengangguran 7 bulan ini, Tuhan bukan menginginkan aku untuk bermalas-malasan di rumah. Tetapi aku diajar untuk tetap mempunyai iman yang kuat dan percaya bahwa semuanya sudah direncanakan dengan baik oleh-Nya. Aku juga belajar, ternyata hasil kerja keras ku di sekolah bukan utk mencapai tujuan kuliah SMU yang aku PIKIR itu jalan Tuhan, tetapi kerja keras itu untuk aku bisa mencapai jalan Tuhan yg SEBENARNYA.
"Penolakan" yang dialami setiap orang, termasuk penolakan yang aku alami, bukanlah akhir dari berkat Tuhan. Penolakan tersebut hanya menutupi satu pintu di hidup kita, karna pintu tersebut bukanlah rencana Tuhan. Tetapi setelah 1 pintu tertutup, kita akan menyadari bahwa masih banyak pintu yang terbuka. Mungkin awalnya itu tidak keliatan indah seperti pintu yang sudah tertutup, tetapi kita akan belajar untuk menerima, dan aku percaya pada akhirnya akan mempunyai hasil yang lebih baik untuk kita. Karna Tuhan mengerti setiap hati anak-anak-Nya lebih dari kita mengerti diri kita sendiri. "God has His own plan, and on His own timing!"
Sumber Kesaksian: Veronica Setiawan